Demokrat: Burung Hantu Dimaksud Andi Arief, Invisible Power Ingin Ganggu Koalisi

13 November 2022 9:53 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief berjalan meninggalkan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Senin (10/5/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief berjalan meninggalkan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Senin (10/5/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut hanya ‘burung hantu’ yang bisa menggagalkan koalisi perubahan dan perbaikan NasDem-Demokrat-PKS. Mengapa Andi Arief menggunakan diksi burung hantu?
ADVERTISEMENT
Deputi Bappilu Demokrat Kamhar Lakumani menjelaskan, burung hantu yang disampaikan Andi Arief adalah sebuah kekuatan besar.
“Burung hantu yang disampaikan Bang Andi Arief merupakan suatu metafora adanya kekuatan besar yang beroperasi di ruang gelap atau invisible power untuk mengganggu dan menggagalkan ikhtiar membangun ‘Koalisi Perubahan’,” kata Kamhar saat dimintai tanggapan, Minggu (13/11)
Kamhar menambahkan, sebab burung hantu tersebut beroperasi di ruang gelap, tak mudah mendeteksi namun kerja-kerjanya terasa.
“Operasi ini termanifestasikan dalam berbagai bentuk wujud baik itu yang telah menjadi rumor politik di ruang publik maupun yang belum,” beber Kamhar.
Kendati demikian, Demokrat berkeyakinan Partai Demokrat, NasDem dan PKS tak akan mudah terganggu dan akan senantiasa istikamah mengikhtiarkan ‘Koalisi Perubahan’.
ADVERTISEMENT
“Ini untuk merespons aspirasi sebagian besar rakyat yang menghendaki Perubahan dan Perbaikan,” tandas Kamhar.
Diberitakan sebelumnya, memang koalisi NasDem-Demokrat-PKS terus diguncang lewat berbagai isu. Teranyar, PKS diisukan mendapat jatah menteri demi menggagalkan koalisi. Pun, NasDem, belakangan disebut berseberangan dengan Presiden Jokowi.