Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Anggota komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Benny K Harman, mengkritik sikap KPK dalam mengejar keberadaan eks caleg PDIP Harun Masiku yang jadi tersangka kasus suap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
ADVERTISEMENT
"KPK tidak serius menangkap Masiku," kata Benny kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/1).
Menurutnya, ketidakseriusan ini juga didasari oleh faktor ada kekuatan besar yang melindungi Harun. Politikus NTT itu menuding kasus Harun terkait dengan Presiden Jokowi, dalam konteks PDIP.
"Kenapa tidak serius, karena ada kekuasaan besar di situ. Menangkap Masiku sama dengan menampar muka Presiden Jokowi," ujar dia.
Ia menambahkan, jika KPK berhasil menangkap Harun, maka penelusuran kasus tersebut bisa lebih dalam.
"(Menangkap) Masiku akan menjadi pintu masuk untuk KPK masuk lebih dalam di kasus ini. Dan kalau masuk lebih dalam maka efeknya bisa ambyar negeri ini," sebutnya.
Sebelumnya, keberadaan Harun Masiku terkesan disembunyikan pemerintah (Kemenkumham) dan diamini oleh KPK. Harun disebut ada di luar negeri. Belakangan, Ditjen Imigrasi mengaku Harun sudah ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah menerima informasi berdasarkan pendalaman di sistem termasuk data melalui IT yang dimiliki stakeholder terkait di Bandara Soetta, bahwa HM (Harun) telah melintas masuk kembali ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Batik pada tanggal 7 Januari 2020," kata Dirjen Imigrasi, Ronny Sompie, saat dihubungi, Rabu (22/1).
Sementara, Ketua KPK Komjen Firli Bahuri menyebut pihaknya memang tidak mengetahui keberadaan Harun Masiku. Caleg PDIP itu sudah sekali dipanggil KPK, namun tidak hadir.