Demokrat: Pembodohan, Tak Ada Literatur Keriput-Rambut Putih Ciri Pemimpin

27 November 2022 19:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
Sekretaris BAPPILU DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani.
 Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris BAPPILU DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Pernyataan Presiden Jokowi terkait ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat ialah yang berambut putih dan keriput menuai kontroversi. Menurut Deputi Bappilu DPP Demokrat, Kamhar Lakumani, pernyataan Jokowi tidak dapat dibuktikan dan menyebutnya sebagai praktik mempertontonkan kebodohan.
ADVERTISEMENT
"Apa yang dilakukan Pak Jokowi sejatinya adalah praktek mempertontonkan kebodohan dan pembodohan. Tak ada satu pun literatur pada berbagai studi kepemimpinan yang bisa ditemukan bahwa keriput dan rambut putih adalah ciri pemimpin yang tahu penderitaan rakyat dan pro rakyat. Keriput dan rambut putih lebih tepat sebagai tanda-tanda penuaan," bebernya, dikutip dari keterangan yang diterima kumparan, Minggu (27/11).
Presiden Jokowi, ungkap Kamhar, dikhawatirkan tidak membaca dengan cermat seluruh isi pidato yang disampaikan. Ia pun menyindir sikap Jokowi yang dinilai pernah tak teliti menandatangani Perpres sampai menyalahkan bawahannya.
Namun, apabila sudah memahami isi pidato dan tetap nekat melontarkan pernyataan soal ciri pemimpin yang tidak terbukti, Jokowi dianggap tidak etis.
ADVERTISEMENT
"Namun jika ini dilakukan secara sadar sebagai bentuk endorsement terhadap calon presiden yang dipersiapkan dan dikehendakinya pada Pilpres 2024 mendatang, ini tidak etis dan berpotensi besar mencederai demokrasi," jelasnya.
Presiden Joko Widodo (tengah) menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Kamhar juga menyinggung soal isu dua kubu di internal PDIP. Pernyataan Jokowi yang dinilai condong berpihak pada salah satu tokoh, juga dianggap menjadi sikap yang berlebihan.
Lebih lanjut, Kamhar menegaskan acara relawan Jokowi yang dihadiri lebih dari puluhan ribu massa telah berpotensi melanggar protokol COVID-19.
Selain itu, momen dilaksanakannya acara bertemu para relawan se-Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11) lalu juga dinilai tidak tepat.
"Terlepas dari polemik yang ditimbulkan dari kegiatan Musra di GBK yang abai Covid dan pernyataan Menpora yang melarang pemakaian GBK untuk kegiatan di luar sepak bola hingga tahun depan yang ternyata bisa untuk kegiatan relawan Jokowi, saat ini kita juga sedang berduka atas musibah bencana di Cianjur," tandasnya.
ADVERTISEMENT