Demokrat: Publik Paling Patuh dengan Ulama, Jangan Beri Stigma Negatif

23 Januari 2018 11:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus Hermanto, salah satu pimpinan DPR RI. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Agus Hermanto, salah satu pimpinan DPR RI. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat memperjelas maksud pidato Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meminta seluruh pihak agar tidak mengkriminalisasi ulama.
ADVERTISEMENT
Menurut Agus, pernyataan SBY yang disampaikan dalam milad ke-50 pondok pesantren Daar El Qolam, di Tangerang, Banten, Sabtu, (20/1), itu adalah demi menciptakan kerja sama ulama dan pemerintah dalam mengurus negara.
"Pak SBY ini kan guru bangsa yang betul-betul sudah khatam di dalam melaksanakan pemerintahan di dalam Republik Indonesia dengan segudang prestasinya dan pengalaman beliau juga bahwa antara umaro dan ulama, itu harus betul-betul bekerja sama," kata Agus di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/1).
Maka itu, pihaknya berpendapat agar tidak terburu-buru kepada ulama yang memiliki masalah. Sebab, kata Agus, saat ini masyarakat lebih patuh terhadap ulama. Ia meminta sebelum melancarkan tudingan sebaiknya harus ada tabayun terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Kita lihat bahwa semua masyarakat kita itu kalau dengan ulama justru paling patuh di dalam melaksanakan kehidupan bernegara dengan arahan ulama tersebut sehingga apabila ulama tersebut memberikan wacana jangan buru buru kita justifikasi dengan negatif, jangan buru-buru, harus kita tabayun harus kita lihat semuanya secara jernih," ujar dia.
Selain itu, alasan memiliki pengikut yang banyak, menjadi pertimbangan tersendiri untuk menjerat hukum ulama yang memiliki kasus hukum, karena eksesnya sangat berdampak besar di masyarakat.
"Karena apa, kita ketahui ulama ini umatnya jauh lebih banyak dari kita kita ini seluruhnya. Eksesnya itu sangat banyak karena kalau ulamanya nanti terkena suatu masalah, pasti dampaknya sosialnya lebih besar," tutup Agus.