Demokrat soal Kritik BEM UI: Sepatutnya Tak Ada Lagi Intimidasi Mahasiswa

1 Juli 2021 10:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat memberikan tanggapan mengenai kritikan mahasiswa, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/6/2021).
 Foto: Twitter/@setkabgoid
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat memberikan tanggapan mengenai kritikan mahasiswa, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Foto: Twitter/@setkabgoid
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi tak mempermasalahkan kritikan BEM UI yang menyebut dirinya King of Lip Service. Namun, Jokowi mengingatkan dalam melontarkan kritik harus ada sopan santun.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta para pembantu pemerintah untuk mendukung pernyataan Jokowi bahwa ia tak antikritik dan menghormati kebebasan berekspresi. Kritikan BEM UI harus dianggap sebagai vitamin oleh pemerintah.
"Di sisi yang lain, BEM UI tentu juga memiliki pandangan dan analisa tersendiri mengapa mereka berpandangan Presiden Joko Widodo 'King of Lip Service'. Inilah dinamika demokrasi karena kritik harus dianggap sebagai 'vitamin' dan bentuk perhatian publik kepada pemerintah," kata Herzaky, Kamis (1/7).
Herzaky juga berharap pernyataan Jokowi yang menyebut tidak adanya pembungkaman demokrasi bisa dijadikan kenyataan di lapangan. Karena itu, menurut dia, seharusnya sudah tak ada lagi intimidasi yang dirasakan mahasiwa yang menyampaikan kritik kepada pemerintah seperti akun diretas hingga serangan di medsos.
ADVERTISEMENT
"Karena itu, tentu sepatutnya tidak ada lagi berbagai bentuk intimidasi dan hukuman kepada adik-adik mahasiswa yang menyampaikan kritik kepada pemerintah, seperti biaya operasional organisasi kemahasiswaannya ditahan," ujarnya.
"Akun-akun pribadi diretas, serta munculnya serangan masif di media sosial, ataupun dibawa ke ranah hukum," lanjut Herzaky.
Dia berpandangan di sinilah pentingnya para pembantu Jokowi hingga para buzzer media sosial memastikan tak ada pembungkaman kritik di era demokrasi.
"Perangkat pemerintahan, serta para pendukung presiden, dan para buzzer media sosial untuk membantu memastikan pernyataan Presiden Joko Widodo kalau tidak ada pembungkaman demokrasi bisa terealisasi seperti harapan publik. Jangan kemudian malah ada yang mengambil tindakan bertentangan dengan apa yang dikomandokan oleh Presiden," tandasnya.
Sebelumnya, Jokowi meminta kampus tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi. Dia menganggap kritik bagian dari ekspresi mahasiswa.
ADVERTISEMENT
"Ya saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi. Jadi kritik itu boleh-boleh saja dan universitas tidak apa, tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berekspresi," kata Jokowi, Selasa (29/6).