Demokrat soal Setan Gundul: yang Pasok Info Prabowo Menang 62 Persen

6 Mei 2019 11:05 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden Prabowo Subianto menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 di TPS 041 RT 02/09, Kampung Curuk, Desa Bojong Keong, Hambalang, Kabupaten Bogor, Rabu (17/4). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden Prabowo Subianto menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 di TPS 041 RT 02/09, Kampung Curuk, Desa Bojong Keong, Hambalang, Kabupaten Bogor, Rabu (17/4). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Politisi Demokrat Andi Arief menyebut ada setan gundul yang muncul dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur. Menurutnya, setan gundul ini turut memengaruhi soal klaim kemenangan paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 62 persen.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebut setan gundul yang disebut oleh Andi Arief merupakan julukan yang ditujukan kepada oknum yang menyesatkan Prabowo terkait klaim kemenangan 62 persen.
"Saya melihatnya bahwa itu sebuah julukan, menurut saya, kepada mungkin yang dianggap Andi Arief menyesatkan informasi kepada Prabowo. Namun siapa yang dianggap beliau ini saya enggak tahu, saya enggak mengerti yang dianggap karena saya pun sampai sekarang tidak paham siapa yang memasok data C1 itu sehingga Prabowo bisa mengklaim menang 62 persen," kata Ferdinand saat dihubungi, Senin (6/5).
Ferdinand juga mengaku tidak tahu jika Andi Arief memiliki informasi lain terkait klaim kemenangan 62 persen itu. Namun menurutnya, pernyataan Andi Arief itu merupakan teguran kepada Prabowo, khususnya BPN Prabowo-Sandi untuk meluruskan arah perjuangan di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya enggak tahu juga Pak Andi Arief punya informasi yang lain. Tapi kalau saya melihat itu hanya julukan kepada pihak yang memang menyesatkan Prabowo terhadap klaim 62 persen apakah demikian adanya. Karena sampai sekarang C1-nya tidak kunjung juga dikasih tahu. Jadi itu dasarnya Andi Arief nge-tweet seperti itu. Tapi menurut saya bukan tweet yang seriuslah itu. Tweet cubit-cubit kecil, tweet senggol-senggol kecil untuk meluruskan arah perjuangan dari BPN ini," tuturnya.
Ferdinand Hutahaen, politisi Partai Demokrat yang ditemui awak media pada Kamis (9/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Lebih lanjut, Ferdinand menilai tweet Andi Arief itu merupakan upaya untuk menjaga lurusnya pergerakan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 agar tidak sesat karena informasi yang salah. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Demokrat adalah untuk menjaga sekaligus mengingatkan Prabowo agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan.
ADVERTISEMENT
"Justru Demokrat di situ saya lihat posisinya ingin menjaga supaya ini tidak terjerumus, tidak salah langkah, tidak menjadi salah. Justru Andi Arief ingin menjaga langkah Prabowo ini harus benar. Kalau kita rangkai lagi, kalau baca tweetnya Rachland yang tanya ke Prabowo apakah punya cara lain untuk jaga ini, artinya kan kita semua peduli karena dianggap Prabowo ini langkahnya menyimpang atau salah jalan dari seharusnya. Maka kawan-kawan saya ini mengingatkan Prabowo agar jangan salah jalan. Justru inilah sahabat sebetulnya yang peduli kepada kawan jangan sampai salah langkah, salah strategi, salah arah," pungkasnya.
Dalam tweetnya, Andi Arief menyebut ada pihak yang memberikan informasi sesat kepada Prabowo-Sandi terkait klaim kemenangan 62 persen.
ADVERTISEMENT
"Dalam Koalisi Adil Makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya, muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," kata Andi lewat tulisannya yang diunggah di akun Twitternya.
Andi menegaskan Demokrat ingin melanjutkan koalisi bersama Gerindra, PAN, PKS, Berkarya, dan rakyat. Namun jika pada akhirnya Prabowo memutuskan untuk menggabungkan koalisinya dengan setan gundul tersebut, maka Demokrat akan memilih jalannya sendiri.
"'Partai Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan Gerindra, PAN, PKS, Berkarya, dan rakyat. Jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok setan gundul, Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yang tidak khianati rakyat," tuturnya.
ADVERTISEMENT