Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat menanggapi nyanyian Mantan Kepala Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen yang berkomentar soal 'Setan Gundul' hingga menyebut Ketum Partai Demokrat sebagai orang licik.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitandaon mengatakan, pihaknya memang mengkritik 'setan gundul' yang memberikan informasi terkait kemenangan Prabowo-Sandi, sebesar 62 persen.
"Terkait angka kemenangan 62 persen memang kami mengkritik 'setan gundul' yang memberikan masukan itu ke Pak Prabowo. Karena, menurut kami sumber angka dan informasinya itu tidak jelas yang berakibat Pak Prabowo jadi sesat karena masukan itu," kata Jansen dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/5).
Menurut Jansen, jangankan Prabowo, Jokowi pun tak akan mampu menembus angka sebesar 62 persen. Menurut Jansen, SBY di Pemilu 2009 pun tak menembus angka 62 peresen.
"Pak SBY saja di 2009 di tengah arus lanjutkan yang sangat kuat dan performance pemerintahan yang sangat bagus hanya dapat 60,80 persen," lanjut Jansen.
ADVERTISEMENT
Jansen lalu menjawab tudingan Kivlan Zen yang tiba-tiba menyebut SBY sebagai orang yang licik. Menurut Jansen, Kivlan pada saat masih aktif di militer bukanlah siapa-siapa serta tak punya prestasi. Jansen membandingkannya dengan SBY sebagai lulusan terbaik di Akmil.
"Kivlan ini lama-lama sok jago, padahal di tentara juga dia bukan siapa-siapa dan tidak jadi apa-apa. Bagaimana dia mau membandingkan dirinya dengan Pak SBY dan mengatakan dirinya yang mendidik serta lebih jago dari SBY," ujar Jansen.
"Karena di Akmil saja sejarah mencatat Pak SBY ini lulusan terbaik Akmil, peraih Adhimakayasa. Sedang Kivlan Zen ini kita tidak tahu lulus peringkat berapa dia," lanjutnya.
Jansen juga mengomentari pernyataan Kivlan yang menyebut SBY tak ingin Prabowo jadi capres, dan arah Partai Demokrat tidak jelas.
ADVERTISEMENT
"Terkait pemenangan Prabowo, saya yang ada di gugus paling depan dikirimkan oleh Pak SBY dan Demokrat selama 7 bulan ini 'berdarah-darah' memenangkan Prabowo-Sandi, sedang Kivlan ini saya tidak tahu entah di mana posisinya,"kata Jansen.
"Kalau SBY tidak ingin Prabowo jadi Presiden, tidak mungkin merekomendasikan Partai Demokrat yang ditandatangi SBY sendiri diberikan ke Prabowo. Berkali-kali Prabowo jumpa dengan SBY dan kami kader Partai Demokrat," ungkapnya.
Sebelumnya, Kivlan Zen menyinggung soal 'Setan Gundul' pada saat aksi demonstrasi di depan kantor Bawaslu, Kamis (9/5).
Kivlan menanggapi cuitan politikus Partai Demokrat Andi Arief terkait 'Setan Gundul' yang memberikan informasi sesat soal kemenangan Prabowo-Sandi sebesar 62 persen. Kivlan juga menyebut SBY sebagai juniornya di militer yang terkenal licik.
ADVERTISEMENT
"Ya sang setan gundul itu dia (Andi Arief) yang setan gundul, Andi Arief setan gundul, dia yang setan. Masak kami dibilang setan gundul," jelas Kivlan.
Kemudian, Kivlan mengatakan, Demokrat dan SBY tak memiliki arah yang jelas dalam berpolitik. Dia bahkan menyebut SBY sebagai seorang yang licik.
"Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tau dia orangnya licik, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," ungkap Kivlan.