Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Demokrat: TGB Mundur karena Ingin Fokus Kampanye dan Dukung Jokowi
24 Juli 2018 11:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi resmi mengundurkan diri dari kepengurusan Partai Demokrat. Demokrat menyebut, TGB mundur karena ingin fokus mendukung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
“Beliau mengundurkan diri dari Partai Demokrat dan ingin lebih fokus untuk barangkali di dalam intensnya untuk nantinya kampanye atau pun untuk mendukung Pak Jokowi. Sehingga apa pun yang ada tentunya sesuai juga dengan keinginan beliau. Beliau ingin mendukung Pak Jokowi secara menyeluruh,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Agus Hermanto di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/7).
Meski begitu, Aher sapaan Agus mengaku, mundurnya TGB dari Demokrat tidak akan mempengaruhi kerja-kerja konsolidasi Demokrat jelang Pilpres 2019.
“Yang jelas kinerja Partai Demokrat tidak harus tergantung dari beberapa atau dari satu personel, tentunya lebih banyak dari pada keseluruhan,” ucap Wakil Ketua DPR itu.

Demokrat, lanjut Aher, sangat menghormati keputusan TGB untuk mundur dari partai berlambang mercy itu. Karena, menurut dia, mundurnya TGB adalah hak politik dari pada yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
“Beliau sekarang menggunakan hak dan kewajibannya untuk mundur dari Partai Demokrat dan kita sangat menghormati. Karena beliau juga merupakan putra yang sangat baik dan memberikan kontribusi yang banyak kepada Partai Demokrat karena pernah menjadi Ketua DPD pernah jadi gubernur,” jelas Aher.
Sebelumnya, TGB menyatakan kemundurannya dari kepengurusan Partai Demokrat sejak beberapa hari yang lalu melalui surat pengunduran diri. Namun, Aher tak mengetahui secara pasti terkait surat pengunduran TGB tersebut apakah sudah sampai pada Ketum SBY atau belum.
“Secara administratif tentunya saya tidak mengecek sampindi situ. Saya mendengar dari sosial media. Kami tentunya berpendapat bahwa itu merupkan hak dari pada hak politik TGB itu sendiri,” tutup Aher.