Demonstran 'Jateng Bergerak' Berlarian ke Mal Paragon, Ambulans Angkut yang Luka

26 Agustus 2024 20:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situasi terkini di Paragon Mall pasca demo Jateng Bergerak. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Situasi terkini di Paragon Mall pasca demo Jateng Bergerak. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi demonstrasi "Jateng Bergerak" di depan Balai Kota Semarang dibubarkan polisi dengan tembakan gas air mata, Senin (26/8).
ADVERTISEMENT
Tindakan itu membuat ribuan demonstran kocar-kacir tak karuan. Massa mahasiswa akhirnya menyelamatkan diri ke Paragon Mal Semarang yang terletak dekat Balai Kota.
Pantauan kumparan di Paragon Mal, masih terlihat sejumlah mahasiswa. Namun, pintu mal ditutup dan hanya menyisakan celah kecil yang hanya cukup dilewati satu sampai dua orang.
Gerai-gerai yang letaknya di dekat pintu masuk mal juga tutup. Efek gas air mata juga masih terasa di lokasi ini.
Sementara itu, mobil ambulans juga tampak hilir-mudik mengangkut para demonstran yang terluka.
"Ada banyak yang luka dari Unnes (Universitas Negeri Semarang) sendiri sekitar ada 20 orang. Mereka sesak napas. Dibawa ke rumah sakit," kata Ghifari salah satu mahasiswa Unnes yang ikut aksi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya polisi menembakkan gas air mata secara membabi buta.
"Brutal sekali, polisi menembakkan gas air mata ke sana kemari. Ke segala arah," ujarnya.
Hingga kini jalan Pemuda masih ditutup total untuk masyarakat umum.
Situasi terkini di Paragon Mall pasca demo Jateng Bergerak. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Situasi terkini di Paragon Mall pasca demo Jateng Bergerak. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Dalam demo kali ini, massa mengkritisi kepemimpinan Jokowi. Poster yang tersebar, menyebut massa meminta untuk adili dan turunkan Jokowi.
Mahasiswa menegaskan mereka beraksi bukan untuk kepentingan parpol tertentu, PDIP, misalnya. Mereka berjuang karena muak akibat demokrasi yang dikebiri dan konstitusi yang dibegal oleh elite-elite politik.
"Kami ini bukan perwakilan PDIP, bukan perwakilan partai. Mari kita serukan hari ini revolusi. Revolusi! Lawan!" kata salah satu orator.
Mereka juga membawa spanduk besar, mengecam kekerasan aparat kepada masyarakat. Spanduk itu bertuliskan "Police Everywhere Justice Nowhere". Ada juga yang membawa poster,"Indonesia tidak baik-baik saja."
ADVERTISEMENT