Demonstran Pro-Pemerintah Iran Gelar Aksi Protes Balasan

26 September 2022 15:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa pro-pemerintah berdemonstrasi menentang pertemuan protes terkait kasus Mahsa Amini di Iran, di Teheran, Iran, Jumat (23/9/2022). Foto: WANA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Massa pro-pemerintah berdemonstrasi menentang pertemuan protes terkait kasus Mahsa Amini di Iran, di Teheran, Iran, Jumat (23/9/2022). Foto: WANA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Para demonstran pro-pemerintah Iran mencoba mengubah narasi, menyusul terjadinya unjuk rasa besar-besaran selama hampir 10 hari. Iran diguncang unjuk rasa akibay atas kematian perempuan keturunan Kurdistan yang tewas di tangan polisi moral, Mahsa Amini (22).
ADVERTISEMENT
Melalui pesan teks yang dikirimkan secara massal sejak Jumat (23/9), para demonstran itu diminta untuk berkumpul dan memperlihatkan dukungan terhadap pemerintah Teheran, termasuk polisi moral. Akibatnya, negara berpenduduk 86 juta orang itu terbagi menjadi dua kubu yang berlawanan.
Dilansir dari Al Jazeera, demonstrasi yang dibentuk pemerintah untuk melawan oposisi itu merupakan bagian dari upaya untuk meredam amarah warga atas tewasnya Mahsa. Mereka menilai oposisi pemerintah sebagai ‘perilaku melanggar norma’ dan pemberontak.
Aksi protes balasan telah membawa simbol agama untuk mendukung pemerintah Iran yang teokratis, sejak Revolusi Islam pecah pada 1979 lalu. Selama protes berlangsung, koordinator unjuk rasa menyebut perintah-perintah agama dari ayat Al-Qur’an serta membakar bendera Iran.
Massa pro-pemerintah berdemonstrasi menentang pertemuan protes terkait kasus Mahsa Amini di Iran, di Teheran, Iran, Jumat (23/9/2022). Foto: WANA via REUTERS
Menurut laporan media, dampak masif dari unjuk rasa terbesar yang untuk pertama kalinya dipimpin oleh demonstran perempuan ini didorong oleh sorotan dari media asing dan intervensi negara lain.
ADVERTISEMENT
Kelompok pendukung pemerintah Iran mengecam intervensi Barat, terutama Amerika Serikat, yang dinilai telah campur tangan pada urusan dalam negeri Teheran dengan mendukung aksi protes besar-besaran atas kematian Mahsa.
Selama ini, hubungan antara AS dan Iran sudah memburuk sejak Washington menjatuhkan sanksi ekonomi besar-besaran kepada Iran sejak tiga tahun lalu.
Aksi demo pro-pemerintah didukung dan dilindungi oleh aparat keamanan, serta diliput secara luas oleh televisi dan media pemerintah. Sementara demonstran anti-pemerintah yang berkerumun, dibubarkan aparat yang kerap kali berujung dengan kekerasan.
Massa pro-pemerintah berdemonstrasi menentang pertemuan protes terkait kasus Mahsa Amini di Iran, di Teheran, Iran, Jumat (23/9/2022). Foto: WANA via REUTERS
Baru-baru ini, kelompok pro-pemerintah berdemo pada Minggu (25/9) ketika Presiden Iran Ebrahim Raisi dan otoritas lainnya berjanji untuk menindak tegas mereka yang menentang keamanan dan ketertiban negara.
“Iran harus menangani secara tegas protes yang melanda negara itu setelah kematian dalam tahanan seorang wanita yang ditahan oleh polisi moral Republik Islam,” kata Raisi, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Raisi menekankan, masyarakat harus membedakan antara demo dan kegiatan yang mengganggu ketertiban dan keamanan umum. Ia juga menegaskan segala tindak kekerasan tidak dapat ditolerir oleh pemerintah.