Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Dengar Curhat Penumpang KRL, Jokowi Akui Gerbong Kereta Perlu Ditambah
8 Maret 2019 12:06 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB

ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mendengarkan curhat para penumpang Kereta Rangkaian Listrik (KRL) saat pulang ke Bogor naik commuter line, Rabu (6/3) lalu. Jokowi mengaku banyak penumpang yang meminta agar gerbong ditambah karena kondisi kereta yang penuh sesak khususnya di jam sibuk.
ADVERTISEMENT
"Di dalam gerbong pun banyak menyampaikan pada saya, Pak tambah keretanya dong, Pak. Pak, tambah gerbongnya dong, Pak," ujar Jokowi usai meresmikan jalan tol di Lampung, Jumat (8/3).
Ia mengakui melihat kondisi kereta yang penuh sesak, gerbong kereta memang harus ditambah.
"Artinya memang harus tambah gerbong atau kereta. Problemnya kalau tambah kereta berarti akan banyak persimpangan tutup terus. Sudah 10 menit sekarang, kalau dijadikan 5 menit itu berarti kan palang kereta apinya hanya 5 menit. Gini, gini terus kan," lanjut Jokowi.
Usai mendengarkan curhat tersebut, Jokowi berkesimpulan, Jakarta memang membutuhkan kereta api yang elevated. Ia mengakui memang biayanya besar tapi tidak ada solusi lain selain menyediakan kereta elevated.
ADVERTISEMENT
"Oleh sebab itu, pekerjaan di Jakarta adalah kereta elevated, kenapa bangun MRT, kenapa bangun LRT karena memang kebutuhan di DKI akan transportasi massal sudah terlambat. Kita terlambat," tutur Jokowi.
Jokowi naik KRL dari Stasiun Tanjung Barat dan turun di Stasiun Bogor. Ia naik KRL usai membagikan Program Keluarga Harapan (PKH) di GOR Bulungan, Jakarta Selatan. Saat naik KRL, Jokowi hanya dikawal oleh Danpaspampres Mayjen Maruli Simanjutak di gerbong yang penuh sesak tersebut.