Densus 88 Dalami Keterlibatan Tokoh Pesantren Terlibat Teroris JI

29 Desember 2020 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Teroris Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teroris Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Densus 88 terus mendalami keterlibatan sejumlah pesantren yang berafiliasi dengan Jemaah Islamiyah (JI). Sebab, perekrutan anak muda yang dijadikan teroris merupakan santri berbakat dan cerdas di sejumlah pesantren.
ADVERTISEMENT
Dari catatan Densus 88, sebanyak 96 santri dari pondok pesantren direkrut oleh JI. Tempat pelatihan mereka tersebar di 12 daerah, salah satunya di Semarang dan Ungaran, Jawa Tengah.
“Ya jelas ada pondok pesantren (terlibat) dengan JI. Ada keterlibatan juga tokoh-tokoh pesantren,” Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (29/12).
Suasana di villa di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah, yang disebut sebagai pusat latihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Foto: Dok. Istimewa
Rusdi menuturkan, pelatih utama JI bernama Joko Priyono alias Karso mengasah kemampuan anak muda dengan latihan semi militer. Anak muda tersebut berasal dari pondok pesantren.
“Joko Priyono sebagai tersangka dan pelatih semi militer JI. Mereka merekrut pondok pesantren yang berafiliasi dengan JI. Mengambil 10 terbaik. Kecerdasan intelektual dijamin, diuji mental dan loyalitas, dan kemampuan fisik. Itu pertimbangan dari JI,” ujar Rusdi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Densus 88 membongkar tempat pelatihan JI di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/12). Di sana ditemukan vila yang menjadi tempat pelatihan.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, JI membiayai anak muda setiap bulannya Rp 65 juta. Mereka difasilitasi mulai dari senjata latihan, hingga logistik obat-obatan selama pelatihan.
“Bahwa setiap bulan mengeluarkan biaya Rp 65 juta. Untuk biaya pelatih, makan selama pelatihan, untuk beli obat-obatan,” kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (28/12).