Deretan Barang Mahal yang Diduga Dibeli Edhy Prabowo dan Istri dari Uang Suap

11 Februari 2021 15:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito usai menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (26/11). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito usai menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (26/11). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Tipikor Jakarta. Ia didakwa menyuap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo hingga Rp 2,1 miliar terkait izin ekspor benih lobster.
ADVERTISEMENT
Rincian suapnya yakni USD 103.000 atau setara Rp 1.439.940.000 (kurs Rp 13.980) dan Rp 706.055.440. Sehingga totalnya sekitar Rp 2.145.995.440. Uang itu kemudian diduga dipakai Edhy Prabowo untuk kepentingan pribadinya.
Uang dalam bentuk dolar AS diduga merupakan komitmen yang diminta dua staf khusus Edhy Prabowo. Transaksi uang yang diberikan dalam dua tahap itu disebut dilakukan di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Mantan menteri kelautan dan perikanan Edhy Prabowo (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (4/1/2021). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Sementara uang dalam bentuk rupiah diduga berasal dari keuntungan PT Aero Citra Kargo (ACK). Para calon eksportir diduga diarahkan untuk menggunakan jasa perusahaan tersebut dalam mengekspor benih lobster.
Ada tarif yang sudah ditetapkan dan harus dibayarkan para calon eksportir. Keuntungan yang diduga atas dasar akal-akalan tarif itu kemudian dibagi dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham. Struktur PT ACK sudah dikondisikan sedemikian rupa sehingga ditempati orang dekat Edhy Prabowo yakni Achmad Bachtiar dan Amri.
ADVERTISEMENT
Buku tabungan Achmad Bachtiar dan Amri diduga dikuasai oleh Amiril Mukminin yang juga sekretaris pribadi Edhy Prabowo. Dengan demikian, uang akan tetap akan masuk kantong politikus Gerindra itu.
"Bahwa uang yang berasal dari Terdakwa (Suharjito) dan perusahaan-perusahaan eksportir lain masuk ke rekening PT. ACK, kemudian uang yang menjadi bagian Achmad Bachtiar dan Amri selaku pemilik saham PT. ACK dikelola oleh Amiril Mukminin yang memegang buku tabungan dan kartu ATM milik Achmad Bachtiar dan Amri atas sepengetahuan Edhy Prabowo," kata jaksa membacakan dakwaan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (11/2).
Tersangka pihak swasta Amiril Mukminin usai ditetapkan sebagai tersangka terkait dengan kasus Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (26/11). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
Setelah uang dikuasai Amiril Mukminin, ia kemudian mengirimkan kepada rekening Ainul Faqih. Ainul Faqih adalah staf Iis Rosyita Dewi, anggota DPR yang juga istri Edhy Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Ainul Faqih menggunakan uang tersebut sesuai dengan arahan Amiril Mukminin untuk kepentingan Edhy Prabowo dan Iis Rosita Dewi," kata jaksa.
Edhy Prabowo bersama Iis Edhy Prabowo. Foto: Instagram/@iisedhyprabowo
Berikut daftar penggunaan uang oleh Edhy Prabowo dan istrinya yang diduga bersumber dari suap:

24 Agustus 2020

Amiril Mukminin meminta kepada Ainul Faqih untuk mengirimkan uang ke rekening Safri. Permintaan itu atas dasar instruksi Edhy Prabowo. Uang yang dikirimkan adalah Rp 168.400.000. Uang itu dibelikan untuk:
Penyidik KPK menunjukkan barang bukti yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (25/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Oktober 2020

Edhy Prabowo meminta kepada Amiril Mukminin untuk membeli jam tangan merek Jacob & Co. Amiril kemudian meminta Deden Deni Purnama untuk memenuhinya. Uang kemudian diambil dari bagian Amri dan Achmad Bactiar selaku Pemegang Saham PT ACK.
ADVERTISEMENT
Pembelian dilakkukan Deden Deni melalui Kasman. Jam tangan itu dibeli di Hongkong dengan harga sekitar HKD 160.000 yang pembayarannya dilakukan dengan transfer melalui rekening Bank BCA atas nama PT. PLI.

28 Oktober 2020

Penyidik KPK menunjukkan barang bukti yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (25/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Edhy Prabowo meminta Amiril Mukminin membelikan jam tangan merek Rolex Yacht Master II Yellow Gold senilai Rp 700.000.000. Jam tangan dibeli Amiril Mukninin di Dubai melalui bantuan sejumlah orang.
Jam mahal itu sempat tertahan Petugas Bea Cukai di Bandara Soekarno Hatta karena ada pajak Rp 175 juta yang harus dibayar. Amiril Mukminin kemudian menyerahkan uang USD 10 ribu dan Rp 71 juta kepada Dwi Kusuma Wijaya untuk mengurusnya di Kantor Bea Cukai.

November 2020

Penyidik KPK menunjukkan barang bukti yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (25/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Amiril Mukminin meminta Ainul Faqih melakukan perubahan jenis debit platinum ke debit Emerald Personal di Bank BNI. Rekening itu untuk menampung uang untuk memenuhi kebutuhan Edhy Prabowo dan istrinya Iis Rosita Dewi di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Barang-barang yang dibeli keduanya adalah:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
a. 3 buah baju anak-anak merek Old Navy
b. 19 celana merek Old Navy
c. 1 tas anak berwarna biru dongker merek Old Navy
d. 5 buah jaket hoodie merek Old Navy
e. 12 jas hujan berwarna hijau army merek Old Navy
"Total belanja Edhy Prabowo dengan menggunakan Kartu BNI Debit Emerald Personal atas nama Ainul Faqih adalah sejumlah Rp 753.655.366," kata jaksa.
Edhy Prabowo bersama istri serta rombongan tiba dari Hawaii di Bandara Soetta pada 24 November 2020 sekitar pukul 23.30 WIB. Setibanya itu, ia langsung diamankan KPK.
ADVERTISEMENT