Deretan Fakta soal Capres Ekuador yang Ditembak Mati Jelang Pemilu

11 Agustus 2023 7:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersangka pembunuhan calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio ditangkap setelah serangan di Quito, Ekuador, Rabu (9/8/2023). Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka pembunuhan calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio ditangkap setelah serangan di Quito, Ekuador, Rabu (9/8/2023). Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
Capres Ekuador, Fernando Villavicencio, ditembak mati pada Rabu (9/8). Sempat dirawat, Villavicencio kehilangan nyawa akibat luka yang dideritanya.
ADVERTISEMENT
Penembakan terhadap Villavicencio terjadi saat sedang kampanye di sebelah utara ibu kota Quito.
Dalam video yang viral, penembakan terjadi saat Villavicencio memasuki mobil seusai kampanye. Setelah pintu mobil ditutup, rentetan tembakan terjadi.
"Terduga pelaku, yang terluka akibat baku tembak dengan anggota keamanan, sudah ditangkap dan dipindahkan karena menderita cedera parah, ke unit kejaksaan di Quito," kata kantor kejaksaan setempat seperti dikutip dari Reuters.
"Sebuah ambulans dari kantor pemadam kebakaran mengkonfirmasi adanya kematian, polisi sedang berupaya mengumpulkan mayat," sambung dia.
Selain pembunuhan, kantor partai Villavicencio, Movimiento Construye, juga diserang kelompok bersenjata.
Borok Pemerintah Ekuador yang Diungkap Capres Villavicencio Sebelum Dibunuh
Capres Ekuador, Fernando Villavicencio. Foto: Rodrigo Buendia/AFP
Kandidat calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio, tewas ditembak usai kampanye di Ibu Kota Quito, pada Rabu (9/8) sekitar pukul 18.20 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Dia dilaporkan terkena beberapa tembakan — termasuk di bagian kepala. Dia sempat menjalani perawatan medis, tetapi nahas nyawanya tidak tertolong.
Tragedi yang menerpa pria berusia 59 tahun ini terjadi kurang dari dua minggu menjelang pelaksanaan pemilu di Ekuador, dia seharusnya maju menjadi calon presiden yang menggaungkan semangat anti-korupsi.
New York Times melaporkan, semasa hidupnya Villavicencio dipandang sebagai 'tokoh antagonis' di antara para penguasa di negara Amerika Selatan tersebut, lantaran beberapa kali membongkar borok pemerintah yang berkuasa.
Lantas, apa saja yang telah dilakukan Villavicencio?
Skandal Petroecuador
Di tengah banyaknya pejabat di Ekuador yang seolah mewajarkan korupsi dan meraup untung dari perdagangan narkoba, kehadiran Villavicencio sebagai tokoh anti-korupsi dianggap seperti minoritas.
Villavicencio menjadi terkenal sejak dia bekerja sekaligus menjadi pemimpin Serikat Pekerja di sebuah perusahaan minyak milik negara, Petroecuador.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Newsweek, Villavicencio membongkar skandal korupsi melibatkan pemerintahan eks Presiden Rafael Correa yang berkuasa dari periode 2007 hingga 2017.
Terungkap bahwa eks Wakil Presiden Jorge Glas — yang menjadi salah satu menteri di dalam kabinet Correa, terlibat dalam kontrak ilegal yang mengizinkan pemberian 21 sumur minyak kepada perusahaan asing.
Korupsi besar-besaran dilaporkan terjadi sepanjang satu dekade kekuasaan Correa dengan gaya otoriternya.
Villavicencio kemudian menjadi seorang kritikus Correa yang paling vokal hingga dia dituduh melakukan pencemaran nama baik dan dijatuhi hukuman 18 bulan penjara pada 2014.
Pelaku Pembunuh Capres Ekuador Ditembak Mati
Keterangan kejaksaan setempat, pelaku penembakan tewas akibat cedera yang diterima saat baku tembak. Kekerasan tesebut turut melukai sembilan orang lainnya.
ADVERTISEMENT
Korban luka termasuk salah seorang caleg dan dua petugas polisi.
Kejaksaan menambahkan, sebanyak enam orang yang diduga terkait pembunuhan telah ditangkap.
"Untuk kenangan dan perjuangan mu, saya memastikan bahwa kejahatan ini tidak mungkin tidak dijatuhkan hukuman," kata Presiden Ekuador Guillermo Lasso seperti dikutip dari Reuters.
"Kelompok kriminal sudah terlalu jauh, tapi semua beban hukum akan menimpa mereka," sambung dia.
Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat usai Capres Terbunuh
Presiden Ekuador Guillermo Lasso saat bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Oval Office Gedung Putih di Washington, AS, Senin (19/12/2022). Foto: Leah Millis/REUTERS
Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengumumkan dua bulan keadaan darurat usai seorang capres terbunuh pada Kamis (10/8). Meski demikian, ia berjanji menggelar pemilu sesuai jadwal.
"Angkatan bersenjata akan dikerahkan ke seluruh teritori nasional demi memastikan keamanan rakyat, ketenangan negara, dan pemilu bebas dan demokratis pada 20 Agustus," kata Lasso seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Lasso turut menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari. Itu dilakukan untuk menghormati patriotisme Fernando Villavicencio.