Deretan Kasus Kematian Satu Keluarga: di Depok hingga Kalideres

9 September 2023 6:48 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi mendatangi lokasi ditemukan dua kerangka diduga ibu dan anak di perumahan Cinere, Kota Depok. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mendatangi lokasi ditemukan dua kerangka diduga ibu dan anak di perumahan Cinere, Kota Depok. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kamis (7/9), warga kompleks perumahan di Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, digegerkan penemuan dua mayat yang tinggal kerangka di dalam kamar mandi sebuah rumah.
ADVERTISEMENT
Keduanya merupakan GAH (64) dan DAW (38), yang merupakan ibu dan anak, penghuni rumah tersebut.
Kasus kematian ini masih misteri. Bahkan pola kasusnya disebut sama dengan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
"Ini sangat mirip dengan kejadian yang di Kalideres, oleh karenanya polanya sama, ditemukan jenazah sudah rusak," jelas Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (8/9).
Berikut kumparan merangkum sejumlah kasus kematian keluarga.
Kapolres Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady mendatangi lokasi penemuan mayat ibu dan anak di kawasan Perumahan Elite Cinere, Kota Depok, Kamis (7/9/2023). Foto: Dok. Istimewa

Kematian Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Cinere, Depok

Polisi yang menyelidiki kasus ini menyebut, kematian korban diduga telah satu bulan. Sebelum korban ditemukan, warga sudah menaruh curiga lantaran tak melihat keduanya dalam sebulan terakhir. Ditambah bau menyengat di sekitar area rumah mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam penyelidikan kasus kematian ini, polisi menemukan sebuah laptop yang berisikan sebuah file dengan judul 'To You Whomever.'
File tersebut berisi tulisan berbahasa Inggris. Salah satu terjemahannya berisi tulisan 'siapa pun yang membaca tulisan ini, mungkin pada saat melihat tulisan ini saya dan ibu saya sudah meninggal dunia'.
Polisi belum mau bicara banyak soal temuan ini. Apakah ada indikasi keduanya telah merencanakan kematian mereka atau ada hal lain. Ini yang masih belum terungkap.
Kapolres Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady mendatangi lokasi penemuan mayat ibu dan anak di kawasan Perumahan Elite Cinere, Kota Depok, Kamis (7/9/2023). Foto: Dok. Istimewa
"Ya itu dalam laptop, kita buka bersama tim digital forensik lengkap ya isinya, tapi kita gak akan katakan sekarang, dalam bahasa Inggris ya yang kami terjemahkan belum sempurna," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, Jumat (8/9).
ADVERTISEMENT
Kemudian, polisi juga mengaku sedang memeriksa ada tidaknya jejak racun. Polda Metro Jaya bersama tim Labfor Mabes Polri menggandeng pihak RSCM UI untuk melakukan penyelidikan itu.
Sementara itu, Kapolres Metro Kota Depok, Kombes Pol Ahmad Fuady mengatakan, pihaknya memeriksa botol minuman dan secarik kertas yang ditemukan di sebelah kerangka ibu dan anak di Cinere, Depok.
"Sementara itu (temuan botol) akan di uji di labfor, akan di uji apakah zat minuman itu asli atau ada yang lain," jelas Fuady dikutip Jumat (8/9).
Sementara kertas yang ditemukan bertuliskan nama dan nomor ponsel keluarga korban.
"Itu kalau secarik kertas itu hanya ada nama dan nomor hp, tidak ada keterangan lain. Nomor telepon keluarga dari korban," sambungnya.
Rumah keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat dipasangi plastik, Sabtu (12/11/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan

Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres

Kasus kematian satu keluarga di kawasan Perumahan Citra Garden Extension 1, Kalideres, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu sempat menghebohkan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil penyelidikan, keempat jenazah itu dinyatakan meninggal dalam kondisi tidak wajar. Sebab mereka meninggal karena sakit yang dideritanya. Waktu kematian mereka berbeda-beda, namun tata cara mereka memperlakukan jenazah yang tidak wajar.
Berdasarkan penyelidikan, juga tidak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban juga tidak melakukan bunuh diri.
Denah Rumah Keluarga yang Mati di Kalideres. Foto: kumparan
Keempat korban yakni Rudyanto (71); Renny Margaretha Gunawan (68); Budyanto Gunawan (68); dan Dian Febbyana Apsari Dewi (42).
Rudyanto diperkirakan meninggal pertama karena mengalami penyakit saluran cerna. Kemudian korban kedua meninggal, Renny Margaretha Gunawan, yang meninggal karena mengalami kanker payudara.
Korban yang meninggal ketiga ialah Budyanto Gunawan karena terkena serangan jantung. Sedangkan korban terakhir yang meninggal dunia ialah Dian Febyana karena gangguan pernapasan.
ADVERTISEMENT
Kepolisian tidak merinci waktu kematian masing-masing korban. Namun sejak kematian pertama, korban yang lain tidak ada yang mengabari ke pihak luar. Mereka membiarkannya dalam rumah hingga satu per satu meninggal dunia.
Kabid Kimia Biologi Forensik Puslabfor Bareskrim Polri, Kombes Pol Wahyu Marsudi, mengungkapkan tidak ditemukan kandungan racun dalam tubuh keempat jenazah tersebut.
"Jadi dari segi laboratorium forensik tidak ditemukan adanya bahan beracun dan berbahaya dari tubuh korban," kata Wahyu.
Sehingga, kata Wahyu, asumsi yang mengatakan bahwa satu keluarga tersebut tewas karena keracunan bisa dibantah.
Konferensi pers akhir penyampaian hasil penyelidikan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jumat (9/12). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
Dokter Forensik RSCM UI Ade Firmansyah Sugiharto yang dilibatkan dalam penyelidikan menuturkan penyebab kematian 4 anggota keluarga tersebut.
"Di sini pada Bapak Rudyanto masih ditemukan adanya gambaran adanya bukti-bukti yang diduga sebagai infeksi saluran cerna," ujar Ade.
ADVERTISEMENT
"Lalu pada Ibu Renny juga kita temukan Tamoxifen. Kita lihat bahwa tamoxifen ini sebuah sebuah petunjuk pengobatan yang digunakan baik untuk mengobati kanker payudara ataupun pemberi efek untuk pencegahan sakit kanker payudara," jelas Ade.
"Maka kita periksa jaringan payudaranya dan kita temukan adanya kelainan susunan jaringan di payudara. Dan dapat mengarah pada kondisi keganasan atau benjolan-benjolan yang berakibat fatal," sambungnya.
Korban ketiga adalah Budiyanto Gunawan, sang paman. Namun jasadnya mengalami pembusukan lebih cepat. Tim forensik berkesimpulan, ia meninggal akibat serangan jantung.
"Pada Bapak Budiyanto yang memiliki tingkat pembusukan yang lebih awal dibanding Renny dan Rudyanto, maka kami masih dapatkan adanya petunjuk yang sangat jelas. Pada dirinya tampak adanya serangan jantung baru maupun serangan jantung yang lama. Serta jelas adanya penyakit ketebalan pembuluh nadi atau arterus skiolosis," kata Ade.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk korban keempat, Dian, ditemukan penyakit radang paru yang sudah kronis dan sudah diidap selama bertahun-tahun.
"Serta juga adanya rongga di dalam paru yang merupakan gambaran penyakit menahun seperti paru," ungkap Ade.
Berdasarkan temuan tersebut, Ade menyimpulkan urutan kematian para korban ialah Rudyanto, Renny, Budyanto, Dian.
Kasus ini pun akhirnya ditutup karena tak ditemukan unsur pidana.
Ilustrasi gantung diri. Foto: Shutter Stock

Kasus Kematian 11 Anggota Keluarga di India

ADVERTISEMENT
India sempat digegerkan dengan ditemukannya 10 anggota yang masih keluarga tewas tergantung. Sedangkan 1 orang lainnya ditemukan di sudut ruangan dengan kondisi tewas tercekik.
Peristiwa ini terjadi pada 1 Juli tahun 2018 lalu di kawasan Distrik Burari, New Delhi, India.
Kematian mereka ini awalnya diketahui oleh seorang tetangga --yang menaruh curiga--. Sebab, toko yang dimiliki keluarga tersebut tak buka.
ADVERTISEMENT
Saat didatangi tetangga, rumah mereka dalam keadaan terkunci. Secara mengejutkan, tetangga itu menemukan para korban yang sudah tewas. Matanya tertutup kain, dan mulutnya dilakban, serta tangan yang terikat di belakang.
Kasus ini sempat menyulitkan polisi untuk mengambil kesimpulan apakah mereka bunuh diri atau menjadi korban pembunuhan.
Polisi juga menemukan catatan tulisan tangan terkait praktik spiritual dan mistis tertentu.
Namun, setelah dilakukan penyelidikan mendalam, dipastikan 11 anggota keluarga itu tewas karena bunuh diri. Polisi India tak menemukan tanda-tanda kekerasan.