news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Deretan Kontroversi Duterte: Dari Pembantaian sampai Hina Paus Fransiskus

11 Maret 2025 20:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rodrigo Duterte. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Rodrigo Duterte. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Polisi Filipina menangkap mantan Presiden Rodrigo Duterte berdasarkan surat perintah penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Duterte ditangkap atas kebijakan perang terhadap narkoba.
ADVERTISEMENT
Perang terhadap narkoba merupakan kebijakan kontroversial tapi populer. Lewat kebijakan ini, ribuan pengedar dan bandar narkoba ditembak mati. Data kepolisian menyebut ada sekitar 6 ribu orang yang ditembak mati. Namun, kelompok HAM menyebut jumlahnya lebih dari 20 ribu.
Terlepas dari segala kontroversinya, dia tetap tokoh politik paling populer di Filipina.

1. Lontarkan candaan tak pantas terhadap korban pemerkosaan

Duterte pernah melontarkan candaan yang tidak pantas terhadap korban pemerkosaan dan pembunuhan, Jacqueline Hamill asal Australia, pada 1989. Hamill saat itu bekerja di Davao, kota yang dipimpin Duterte saat menjabat wali kota.
Saat berkampanye, Duterte melontarkan candaan tidak pantas tentang Hamill dan terekam oleh kamera.
"Mereka memperkosa semua perempuan. Saya melihat wajahnya dan berpikir: 'Bajingan, sayang sekali. Mereka memperkosanya, mereka semua berbaris. Saya sangat marah dia diperkosa tapi dia sangat cantik. Saya pikir seharusnya wali kota jadi yang pertama," kata Duterte, sebagaimana diberitakan Time.
ADVERTISEMENT

2. Mengaku pernah bunuh orang

Presiden Filipina Rodrigo Duterte Foto: AFP/Ted Aljibe
Duterte mengaku pernah membunuh orang ketika usianya masih remaja. Menurutnya, usianya 16 tahun ketika membunuh orang.
"Di usia ke-16, saya telah membunuh seseorang. Orang sungguhan, keributan, penusukan. Usia saya baru 16 tahun. Itu hanya sekilas. Apalagi sekarang setelah saya jadi presiden?" kata Duterte, dikutip dari CNBC.
Sementara dalam wawancara dengan Esquire, dia mengatakan tidak pernah membunuh orang yang tak bersalah. Dia juga mengaku pernah menembak mati tersangka kriminal saat menjabat wali kota Davao.

3. Ancam gantung Uni Eropa

Uni Eropa mengungkapkan kekhawatiran terhadap kampanye anti-narkoba yang merupakan kebijakan populer dan kontroversial Duterte. Kekhawatiran itu terkait HAM.
Soal itu, Duterte mengancam akan menggantung pejabat Uni Eropa yang tidak setuju dengan kebijakannya.
"Saya akan dengan senang hati menggantung kalian. Jika saya punya pilihan, saya akan menggantung kalian semua. Kalian merendahkan kami. Kalian menekan kami di setiap negara dengan hukuman mati," ujarnya.
ADVERTISEMENT

4. Panggil Paus Fransiskus anak pelacur

Duterte. Foto: REUTERS/Lean Daval Jr
Duterte juga pernah menghina Paus Fransiskus dan menyebutnya anak pelacur. Tampaknya hinaan itu karena kunjungan Paus Fransiskus ke Manila pada tahun 2015 menimbulkan kemacetan.
Ia kemudian menyatakan keinginannya mengunjungi Vatikan dan meminta maaf kepada pemimpinn Gereja Katolik itu. Pernyataan itu diungkapkan saat Duterte berkampanye untuk pemilu presiden 2016.
"Duterte berulang kali mengatakan ingin mengunjungi Vatikan, menang atau kalah, tidak hanya untuk memberi penghormatan kepada Paus, tapi juga perlu menjelaskan kepada Paus dan meminta maaf," kata jubirnya, Peter Lavina.

5. Cium perempuan Filipina saat kunjungan kenegaraan di Korsel

Duterte pernah meminta perempuan warga negara Filipina menciumnya saat melakukan kunjungan resmi ke Korsel pada 2018.
Duterte memilih seorang penonton secara acak dan memintanya menciumnya sebagai imbalan atas buku yang dibagikan di acara temu dan sapa di Korsel. Video itu viral dan memicu kemarahan perempuan di Filipina.
ADVERTISEMENT