Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Derita Jajudin Sang Guru Honorer yang Jadi Korban Bullying karena Hoax
5 Juni 2017 15:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Sungguh keji mereka yang menyebarkan hoax alias berita palsu. Mereka yang membuat berita palsu itu mesti melihat derita yang dialami Jajudin (29), guru SD yang masih honorer di Rumpin, Kabupaten Bogor. Dia mengalami shock dan tekanan psikis.
ADVERTISEMENT
Bayangkan saja, ada ribuan komentar di halaman facebooknya dengan akun Jajudin Fernandes yang menuliskan kata-kata tak pantas. Mulai dari penyebutan guru biadab, ancaman pembunuhan, sampai kata-kata makian.
Ini semua bermula dari viralnya penganiayaan pada remaja bernama Putra Mario (15) di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Polisi sebenarnya sudah menangkap dua pelaku, tapi entah mengapa ada akun-akun di instagram yang menyebarkan data diri Jajudin dan menyebut dia adalah salah satu pelaku penganiayaan.
"Saya mah warga Bogor, lahir di Bogor, tinggal di Bogor. Saya enggak tahu apa-apa soal kasus yang di Jakarta Timur itu," terang pria lulusan pesantren ini saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Senin (5/6).
Jajudin mengaku soal bullying yang dialaminya itu, dia diberitahu oleh rekannya. Maklum Jajudin tak selalu aktif facebook karena tak punya uang untuk membeli kuota internet. Jadi dia hanya online saat di sekolah dengan memanfaatkan wifi.
ADVERTISEMENT
"Kamis malam (1/6), teman nelepon saya nanyain apa saya di penjara. Saya kasi tahu, saya di rumah habis tarawih, terus saya disuruh cek facebook," beber Jajudin.
Pada Jumat (2/6), Jajudin baru mengecek facebook. Alangkah kagetnya, ribuan komentar menyerangnya. Mereka menuding dia sebagai pelaku penganiayaan Mario.
"Saya enggak tahu apa-apa soal Mario. Saya mah aktif di pengajian di rumah saja di Bogor, di Karang Taruna," beber dia.
Jajudin mengaku dia sama sekali tak tahu menahu soal insiden Mario itu, jadi dia heran bagaimana orang-orang bisa mengata-ngatai dirinya. Ternyata setelah dia cek ada akun di instagram yang memasang data dirinya sebagai pelaku.
"Saya sempat matikan facebook. Saya shock, istri saya, mertua, sama orangtua saya juga shock," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Dalam tekanan itu, Jajudin dibantu teman-temannya untuk memberikan klarifikasi pada Minggu (4/6). Dia pun menulis penjelasan di akun facebooknya kalau dia bukan pelaku penganiayaan Mario. Jajudin warga Bogor, dia juga memberi link pemberitaan yang meyebutkan kalau pelaku yang dimaksud orang-orang itu sudah ditangkap.
"Ini karena berita hoax yang disebar, saya jadi korban," tutur dia.
Jajudin sudah agak tenang saat ini. Serangan sudah mereda, walau masih ada beberapa akun anonim yang tak jelas tetap ngotot menyebut dia sebagai pelaku.
"Mereka ada yang minta maaf ke saya, ya sebagai muslim saya maafkan. Tapi tolong klarifikasikan ke yang lain, nama baik saya mesti dipulihkan," tegas Jajudin.
Ayah satu anak yang menyimpan harap agar diangkat menjadi PNS ini berharap, lewat cacian ribuan orang itu menjadi berkah untuk dirinya dan menjadi doa untuk kariernya. Orang yang mengalami fitnah tentu akan mendapat pahala yang besar.
ADVERTISEMENT
"Kapok enggak kapok main facebook. Saya hanya mengimbau sama orang-orang jangan percaya berita hoax, itu bisa menghancurkan. Kita harus bijak menggunakan media sosial, dan jangan lekas percaya informasi dari media sosial," tutup dia.