Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Desa Jono Oge Hilang Terkena Gempa, Jadi Lahan Jagung dan Tanah Lumpur
6 Oktober 2018 14:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB

ADVERTISEMENT
Gempa bumi 7,4 magnitudo yang mengguncang Palu hingga Donggala pada Jumat (28/9) menyisahkan duka yang dalam. Meski sudah satu pekan lamanya gempa tersebut terjadi, tapi duka dan air mata tak henti-henti mengalir bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Mereka masih pilu, kehilangan sanak keluarga, kehilangan tempat tinggal, bahkan parahnya, kehilangan desanya yang tak tahu ke mana wujudnya. Desa Jono Oge di Kabupaten Sigi salah satunya.
Desa yang dulunya dihuni oleh ratusan warga ini kini sudah tak berwujud lagi, seakan lenyap. Tak ada tanda-tanda pemukiman penduduk, tak ada jalan raya yang membentang seperti sedia kala.
“Ini dulu mayoritas dihuni oleh masyarakat Jawa, mereka bertani. Saya punya keluarga di sini dan sekarang ini mereka tidak ditemukan,” ujar seorang warga bernama Sosonggo kepada kumparan, Sabtu (6/10) di bekas Desa Jono Oge.

Setiap hari kawasan desa ini sangat ramai. Banyak pedagang dari Kota Palu membeli hasil tani di desa itu, mulai dari tomat, cabai, hingga buah naga.
ADVERTISEMENT
Jalan raya mulai dari Jembatan Kuning Desa Jono Oge putus dan hilang tak berbekas. Toko-toko makanan yang dulunya di tepi jalan juga lenyap entah ke mana. Kini lokasi itu berubah menjadi tanah berlumpur. Banyak juga tanaman jagung memenuhi lahan tersebut, entah dari mana datangnya.
“Dulu ini tanah subur untuk pertanian, ini pusat komiditi tani. Setiap sore selalu ramai dan ada yang singgah makan dan beristirahat di warung makanan,” tambah Sosonggo.

kumparan mencoba menyisir lokasi tersebut, benar-benar tidak menemukan tanda-tanda kawasan tersebut bekas permukiman warga. Justru, mirip seperti area persawahan yang terus dialiri oleh air.
Pohon-pohon kelapa dan pohon pisang tumbang tak beraturan, padi siap panen terpencar dipisahkan lumpur. Kedalaman lumpur bahkan sempat membuat kumparan terjebak saat menyisir lokasi.
ADVERTISEMENT
Sulitnya medan dan luasnya dampak bencana tersebut membuat evakuasi tak mudah. Pasukan TNI-Polri, SAR, dan beberapa warga terus berusaha mencari para korban di lokasi tersebut.