Di Balik Demo STM: Dulu Musuh, Sekarang Jadi Teman Demo

25 September 2019 18:38 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa foto bersama dengan kepolisian di kawasan Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa foto bersama dengan kepolisian di kawasan Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang menyangka, siswa-siswa STM dari berbagai sekolah turun ke Gedung DPR, Rabu (25/9). Padahal, biasanya mereka dikenal saling bermusuhan dan tidak jarang 'bertempur' di jalan.
ADVERTISEMENT
"Bisa lo bayangin, STM kan musuh berat sama STM lain, bisa bersatu gitu. Gimana kan, hebat banget. Gue aja salut, hebat banget pada nyanyi Indonesia Raya, Tanah Airku," kata salah satu siswa yang mengantarkan temannya ke RS Pelni, Jakarta.
Temannya, harus dirawat karena terkena selongsong gas air mata saat bentrok dengan polisi di kawasan Palmerah. Akibatnya, bagian belakang kepalanya harus dijahit karena robek.
Kericuhan massa aksi siswa STM di sekitar Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sebenarnya, aksi itu digadang-gadang sebagai aksi 'lanjutan' dari demo mahasiswa sehari sebelumnya. Namun, sayangnya, para remaja ini tidak benar-benar fokus dan mengerti tuntutan para seniornya itu.
Sebagian siswa menyuarakan penolakan terhadap RKUHP dan UU KPK. Sedangkan siswa lain, justru membawa tuntutan berbeda seperti menolak pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan.
ADVERTISEMENT
Padahal, ajakan untuk menggelar aksi itu sudah masif di media sosial sehari sebelumnya.
"(Ajakan dari) sosmed (sosial media). Kumpulnya di Senayan katanya," kata satu siswa saat ditemui di RS Pelni, Rabu (25/9).
Kericuhan massa aksi siswa STM di Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Ia menyebut, pesan berantai itu juga disebarkan melalui status dan pesan-pesan di aplikasi WhatsApp. Dari situ, satu STM dengan STM lainnya saling berhubungan dan mengajak meski biasanya mereka bermusuhan.
"Kita musuh bang, tapi kita satu tujuan. Kita saling gabung aja. Dari situ kita gabung bikin status itu, temen-temen gua buat status jadi ngumpul. Jadi enggak takut sama sekolah lainnya lagi. Jadi temen," ungkapnya.
Kericuhan massa aksi siswa STM di Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Ia pun menyebut pada mulanya banyak yang meremehkan gerakan STM ini. Namun, ia nampak tak ragu saat menyebutkan bisa jadi DPR jebol dengan aksi para siswa ini.
ADVERTISEMENT
"Buset parah, itu tadi lagi macet banget bang. Orang yang macet aja pada kena. Aturan mah tutup kek polisi kan, tutup jalanan. (Polisi) enggak bisa lawan STM bang, demi Allah tadi aja tiga motor dibakar," imbuhnya.
Kericuhan massa aksi siswa STM di sekitar Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sebelumnya, sejumlah massa dari STM melakukan aksi demonstrasi di sejumlah titik di Jakarta. Salah satunya di depan gedung DPR dan flyover Slipi.
Mereka menyampaikan aspirasinya secara anarkistis. Namun, mengaku bahwa apa yang diperjuangkan melanjutkan perjuangan dari mahasiswa yang aksi pada Selasa (24/9) kemarin.