Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Di Balik Keindahan Bali Ada Pantai Kedonganan dengan Ceceran Sampah di Mana-mana
9 Januari 2025 14:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pantai Kedonganan yang terletak di Kelurahan/Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, begitu terkenal dengan wisata kuliner.
ADVERTISEMENT
Turis domestik dan turis asing biasanya berbelanja berbagai jenis ikan di Pasar Kedonganan dan menyantap berbagai jenis olahan ikan di pinggir pantai ditemani pemandangan sunset dan aktivitas para nelayan.
Sayangnya, pemandangan indah itu dirusak oleh sampah-sampah pada musim hujan setiap tahun. Sampah-sampah mulai dari bahan plastik, kain, hingga kayu berasal dari laut yang tak bisa dibendung pemerintah atau warga setempat.
Sampah-sampah itu memenuhi pinggir sungai hingga mencapai halaman restoran dan tempat parkir jukung nelayan. Nelayan setempat bernama Untung (50 tahun) bahkan sudah menyaksikan pemandangan tak estetik tahunan itu sejak tahun 1991 atau selama 34 tahun.
Sampah-sampah kiriman biasanya mulai terjebak di Pantai Kedonganan mulai Oktober sampai Maret. Pantai Kedonganan biasanya bebas sampah pada April sampai September.
ADVERTISEMENT
"Ini sampah-sampah kiriman dari Jawa, kemudian sampah-sampah dari sekitar Bali. Kalau hujan lalu banjir di Tabanan, Singaraja, Negara, kan muara sungainya akhirnya ke sini semua," katanya saat ditemui di Pantai Kedonganan, Kamis (9/1).
Setiap pagi biasanya nelayan dan pegawai restoran mengumpulkan sampah di area masing-masing. Sampah ditumpuk untuk diangkut oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan.
"Biasanya dikumpulkan dulu kalau banyak diambil lagi. Ini ada satu bulan ini sampah berdatangan terus. Kadang satu minggu sekali diambil. Kadang setiap hari," katanya.
Untung mengaku sudah terbiasa dengan kedatangan sampah setiap musim penghujan di sekitar Pantai Kedonganan, sehingga dia tidak terganggu dengan tumpukan sampah itu.
Aktivitas menjaring ikan dan membongkar muat ikan juga tidak terganggu saking sudah sering diserang sampah.
ADVERTISEMENT
"Sudah biasa enggak ganggu kan kita bekerja gotong royong," katanya.
Hal yang membuat para nelayan kesal adalah ketika menjaring ikan di tengah laut atau perbatasan laut Jawa dan Bali. Tak jarang sampah ikut masuk perangkap sehingga membuat nelayan kesulitan menarik jaring.
"Sebisa mungkin kami menghindari area penangkapan yang ada sampah-sampahnya," katanya.
Di tempat yang sama, seorang turis domestik bernama Yohanes (36) asal Flores mengaku terganggu dengan tumpukan sampah di Pantai Kedonganan. Dia berharap pemerintah serius menangani penggunaan sampah.
"Kalau sekadar bersih-bersih sampah sepertinya tidak menjawab akar persoalan. Ini lebih ketegasan pemerintah aja sih apakah berani membatasi penggunaan sampah plastik, kepada perusahaan makanan dan minuman misalnya," katanya.
Atensi Menteri Lingkungan Hidup
Dikutip dari Antara, Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan sampah kiriman yang terdampar di beberapa pesisir pantai di Bali sebagian besar berasal dari aliran sungai di Pulau Jawa yang bermuara di Laut Jawa dan negara lain.
ADVERTISEMENT
Peningkatan timbunan sampah itu dipicu peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas yang tidak ramah lingkungan.
Dia memperkirakan jumlah sampah kiriman yang ditemukan di pesisir Bali pada 2024-2025 lebih tinggi dibandingkan pada 2020-2021 yang mencapai sekitar 6.000 ton dan pada 2023 sekitar 2.900 ton.
Menyikapi kondisi tersebut, Hanif berencana membangun program kali (sungai) bersih dari sampah dengan menyasar sungai-sungai utama.
Adapun target pertama, yakni menyasar tiga hingga empat sungai yang ada di destinasi wisata unggulan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
“Dari 17 destinasi wisata unggulan dari Kemenpar, saya minta tiga-empat yang kami selesaikan sampahnya dulu tahun ini,” katanya, Sabtu (4/1).