Di Balik Pembunuhan Politikus Muslim India saat Live: Gangster & Slogan Hindu

18 April 2023 4:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota parlemen India dan Anggota Parlemen (MP) dari Partai Samajwadi, Atiq Ahmed pada 21 Juli 2008. Foto: Raveendran/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anggota parlemen India dan Anggota Parlemen (MP) dari Partai Samajwadi, Atiq Ahmed pada 21 Juli 2008. Foto: Raveendran/AFP
ADVERTISEMENT
Pria bersenjata menembak mati politikus Muslim India dan saudaranya saat siaran langsung televisi pada Sabtu (15/4) malam. Saat kejadian korban sedang menjawab pertanyaan wartawan.
ADVERTISEMENT
Pelaku penembakan menyamar sebagai wartawan. Korban teridentifikasi sebagai Atiq Ahmed (61) dan adiknya Ashraf.
Ketika insiden penembakan, Atiq didampingi saudaranya tengah menjawab pertanyaan wartawan mengenai kasus penculikan yang menyeretnya. Tiba-tiba mereka ditembak dari jarak dekat.
"Menurut informasi awal, tiga orang menyamar sebagai jurnalis dan mendekati mereka lalu melepaskan tembakan. Penyerang sudah ditahan dan dimintai keterangan," ucap petugas kepolisian Prashant Kumar seperti dikutip dari AFP.
Kejadian nahas itu terjadi di sebelah utara kota Prayagraj. Rekaman video usai penembakan terjadi terdengar pelaku meneriakkan slogan Hindu.
Saat ini kepolisian India sedang meluncurkan investigasi, apakah motif sektarian ada di balik pembunuhan dua warga minoritas Muslim India itu.
Sementara itu dari catatan kriminal, meski pernah menduduki kursi parlemen korban terlibat di dunia kriminal. Ia pernah dilaporkan atas 100 kasus berbeda. Sedangkan pelaku serangan adalah penjahat kelas teri.
ADVERTISEMENT
Politikus Muslim India Dibunuh saat Live TV, Dikenal sebagai Gangster Mengerikan
Pelayat membawa jenazah mantan anggota parlemen India Atiq Ahmed dan saudaranya Ashraf Ahmed setelah mereka ditembak mati oleh pria bersenjata di luar Rumah Sakit Kalvin saat dibawa untuk pemeriksaan medis dalam tahanan polisi, di Prayagraj (16/4). Foto: Sanjay Kanojia / AFP
Laporan kantor berita AFP, Atiq dilaporkan atas 100 kasus kriminal berbeda.
Sebelum Atiq tewas, beberapa hari lalu kepolisian Uttar Pradesh menembak mati anaknya yang berusia 19 tahun. Remaja itu buron akibat kasus pembunuhan.
Kasus pidana yang menyeret Atiq dan keluarganya beragam. Di samping pembunuhan, ia pernah dilaporkan atas kasus penculikan sampai penyerangan.
Atiq pada bulan lalu telah mengajukan banding tahanan kepada Mahkamah Agung India. Ia mengatakan hidupnya di bawah ancaman kepolisian.
Gangster Mengerikan
Di Uttar Pradesh, nama Atiq Ahmed dikenal sebagai salah satu bos gangster paling mengerikan se-negara bagian itu. Tapi, ia juga punya karier politik moncer.
Ia pernah menduduki kursi parlemen daerah sampai parlemen pusat di India. Itu semua dicapai meski punya catatan kriminal kelam.
ADVERTISEMENT
Laporan media lokal India, ABP, Atiq adalah orang pertama di Uttar Predesh yang didakwa UU Antigangster. Menurut catatan kepolisian, Atiq pertama kali terlibat kasus pembunuhan pada 1979.
Setelah kasus perdana, ia menjadi terlapor dari 100 laporan kasus pidana, mayoritas pembunuhan, yang teranyar ada pada Februari 2023.
Atiq diduga terlibat pembunuhan terhadap Umesh Pal, seorang saksi kasus pembunuhan warga bernama Raju Pal pada 2005 lalu.
Atas kasus tersebut Pengadilan Uttar Pradesh memvonis Atiq penjara seumur hidup. Ia dinyatakan terbukti sebagai otak di balik penculikan dan penyiksaan Raju Pal. Vonis itu merupakan yang pertama kali dijatuhkan kepada Atiq.
Polisi India Bungkam
Mengutip Reuters, Atiq dan Ashraf merupakan warga minoritas muslim. Kendati demikian, belum ada kepastian dari polisi apakah agama sebagai salah motif dari pembunuhan itu.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (17/4) Kepolisian Uttar Pradesh hanya memastikan tim khusus dibentuk demi mengungkap motif pembunuhan Atiq.
"Dalam waktu kritis ini jumlah besar keterangan, bukti dari saksi mata, kumpulan bukti elektronik, ilmiah, forensik, termasuk pengetesan lab, akan dilakukan demi memastikan investigasi adil dan berkualitas," ujar Kepolisian Uttar Pradesh.
"Pemeriksaan ini akan dilakukan oleh Tim Investigasi Khusus untuk keperluan investigasi," sambung mereka