Di-bully Teman, Jari Siswa SMP di Malang Terancam Diamputasi

4 Februari 2020 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bully Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bully Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Nasib memilukan dialami oleh seorang siswa SMP di Kota Malang, Jawa Timur, berinisial MS. Ia diduga di-bully oleh tujuh rekannya hingga menyebabkan jari kelingking tangannya terancam diamputasi.
ADVERTISEMENT
"Anak korban diangkat dan dijatuhkan serta diduduki dan diinjak tangannya oleh tujuh anak pelaku. Korban harus menjalani perawatan medis dan satu jari kelingkingnya diagnosa awal dan kemungkinan akan diamputasi," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/2).
MS saat ini masih dirawat di salah satu RS Kota Malang. Tim dokter yang menanganinya belum melakukan tindakan amputasi karena masih melakukan observasi.
"Dokter masih akan memastikan, artinya diagnosa ini belum final mengingat korban masih berusia anak-anak sehingga dalam masa pertumbuhan di seluruh bagian tubuhnya. Sehingga pertumbuhan tersebut bisa mengubah aliran darah dan pertumbuhan," beber Retno.
Komisioner bidang pendidikan Retno Listyarti saat konferensi pers tentang KPAI di awal 2019 mencatat banyaknya kasus-kasus anak di bidang pendidikan, Jakarta, Jumat (15/2/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Retno menuturkan KPAI sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Malang untuk memastikan kebenaran peristiwa itu. Hasil koordinasi menyatakan peristiwa itu benar terjadi pada Januari 2020.
ADVERTISEMENT
"Dugaan perundungan tersebut terjadi pada Minggu kedua bulan Januari 2020. Terduga pelaku adalah teman korban di sekolah, ada teman sekelas, ada teman ekskul Pramuka dan ada juga teman badan dakwah Islam di sekolah tersebut. Jumlah pelaku adalah tujuh anak. Korban dikenal sangat pendiam, sehingga berpotensi menjadi korban perundungan," ucap Retno.
Ilustrasi Penganiayaan Foto: Pixabay
Retno tidak menjelaskan bagaimana mulanya korban dianiaya oleh rekan-rekannya. Hasil penelusuran didapat korban diangkat bersama-sama kemudian dijatuhkan di masjid sekolah oleh para pelaku. Selanjutnya korban diduduki dan diinjak tangannya.
"Selain itu korban juga mengaku kerap jarinya terjepit ikat pinggangnya sendiri. Tindakan kekerasan tersebut menurut pelaku bersifat bercandaan, tidak bermaksud menganiaya," jelas Retno.
KPAI memastikan akan mengawal dan memantau kasus ini. Sebab keterangan Dinas Pendidikan Malang menyatakan pihak sekolah tidak melaporkan kejadian ini. Mirisnya, mereka baru mengetahui kejadian ini dari wartawan.
ADVERTISEMENT
"Bahkan Kepada Disdik Kota Malang justru mengetahui peristiwa tersebut dari para wartawan. KPAI akan mengawasi kasus ini. KPAI juga akan meminta pemerintah kota untuk memfasilitasi rapat koordinasi membahas penanganan kasus dan pencegahan kasus serupa terjadi di sekolah-sekolah lain. KPAI segera bersurat kepada Wali Kota Malang (Sutiaji) untuk mengajukan rakor pada 13 Februari 2020," tutur Retno.
Retno mengatakan Polresta Malang juga sudah bergerak untuk menyelidiki kasus ini. Beberapa saksi terus diminta keterangannya.