Di Depan DPR, BEM Unri Ungkap 50 Mahasiswa Gagal Kuliah karena UKT Mahal

16 Mei 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BEM SI mengeluhkan mahalnya UKT di RDPU Komisi X DPR RI, Kamis (16/5). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
BEM SI mengeluhkan mahalnya UKT di RDPU Komisi X DPR RI, Kamis (16/5). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Mahasiswa Universitas Riau, Muhammad Ravi, mengatakan sejauh ini ada 50 calon mahasiswa Unri yang batal kuliah karena tak sanggup membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).
ADVERTISEMENT
“Hampir 50-an calon mahasiswa baru menyampaikan tidak bisa lanjut sebagai mahasiwa baru dikarenakan UKT yang tersistem itu tidak sesuai dengan ekonomi mereka,” kata Ravi saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI, Kamis (16/5).
UKT di Unri kini terdiri dari 12 kelompok dengan besaran variatif, semakin besar angka kategori kelompok, semakin besar UKT yang dibebankan.
Ravi menyoroti, pengelompokan UKT ini tidak adil karena ia masih menemukan adanya mahasiswa kategori tidak mampu yang justru dikenakan kategori UKT tinggi.
BEM SI mengeluhkan mahalnya UKT di RDPU Komisi X DPR RI, Kamis (16/5). Foto: Haya Syahira/kumparan
“Tahap penentuan UKT tersendiri itu tidak fleksibel dan tidak mencerminkan keterbukaan,” katanya.
“Bahkan, teman-teman camaba secara ekonomi keluarganya yang cuma Rp 2 juta per bulan itu dikenakan UKT kategori 8 bapak-ibu, UKT 8 di Unri itu Rp 8,7 juta. Jadi secara hitung-hitungan saja perlu 4 bulan gaji ortu baru bisa membayar UKT si anaknya,” tutur Ravi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Ravi, belasan mahasiswa dari aliansi BEM SI ini juga hadir untuk menyuarakan lonjakan UKT yang dinilai tidak logis di depan pimpinan dan anggota Komisi X DPR RI.
Mereka berharap agar keluhan-keluhan yang mereka suarakan bisa menjadi petimbangan DPR untuk melakukan peninjauan kembali Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 tentang standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi pada perguruan tinggi negeri.