Di Depan Jokowi, Giring Ungkap Kader PSI Dulunya Pemulung hingga Tukang Parkir

31 Januari 2023 22:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha membuka pendaftaran bakal calon anggota legislatif untuk Pemilu 2024 di Gedung Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta pada Senin (6/6).
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha membuka pendaftaran bakal calon anggota legislatif untuk Pemilu 2024 di Gedung Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta pada Senin (6/6). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PSI, Giring Ganesha, mengaku bangga karena hingga kini kader PSI selalu menjunjung tinggi nilai antikorupsi dan antiintoleran. Di depan Presiden Jokowi, yang juga hadir di lokasi, Giring bahkan mengeklaim hingga saat ini tidak ada kader PSI yang terlibat korupsi.
ADVERTISEMENT
"Dan kalau ngomong masalah antiintoleransi, PSI membuka kesempatan untuk semua orang tanpa membedakan suku, ras, agama, dan status sosialnya. Kalau sudah terpanggil ibu pertiwi, PSI adalah perahu yang tepat," kata Giring dalam sambutannya di Kopdarnas 2023 PSI di Djakarta Theatre, Selasa (31/1).
Giring kemudian memanggil sejumlah kader PSI. Giring mengungkapkan, para kader itu berasal dari latar belakang yang beragam, seperti pemulung hingga tukang parkir.
"Bro Yoga sahabatnya Mas Gibran. Bro Yoga masa lalunya dia satpam di rumah sakit. Bro Narendra anggota dewan kita dari Semarang masa lalunya sopir Grab. Bro Erwin dari Medan masa lalunya sopir ojol," ungkapnya.
"Bro Ferdi masa lalunya pernah jadi tukang parkir. Bro Cucu masa lalunya anak seorang pemulung. PSI adalah perahu untuk mengantarkan orang-orang baik tanpa membedakan suku, ras, agama, dan status sosial. Kalau siap jadi pelayan masyarakat akan kita dorong. Way of life ini sungguh-sungguh kami hidupi tiap hari," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga konsistensi itu, Giring mengungkapkan PSI kembali me-launching aplikasi Solidaritas 2.0. Ia mengatakan, lewat aplikasi itu masyarakat dapat memantau kinerja kader hingga anggota dewan PSI yang ada di daerah.
"Kami mau masyarakat menyadari dan merasakan bedanya politik dan kebijakan kalau ada kader PSI di dalamnya. Dan di 2024 anggota dewan kita jadi 500 lebih. Ini caranya PSI diisi orang-orang bersih, siap hadir, siap kerja, dan siap dihadiri," pungkasnya.