Di Depan Mahasiswa Binus, Wamenkominfo Ungkap AI Berbahaya Jika Tidak Terkontrol

6 Desember 2023 22:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamenkominfo Nezar Patria (kanan) saat jadi pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamenkominfo Nezar Patria (kanan) saat jadi pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin populer khususnya di kalangan anak muda. Mereka biasanya memanfaatkan AI untuk mempermudah pekerjaan. Perkembangan teknologi satu ini pun semakin masif dan canggih.
ADVERTISEMENT
Wamenkominfo Nezar Patria memberikan alarm terkait besarnya potensi perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang bisa berbahaya apabila tak terkontrol. Ia pun menyinggung soal AI yang bisa mengambil alih peran penting manusia.
"(AI menguasai pemerintahan) cukup besar bisa saja terjadi. Saya baru-baru ini hadir di summit di Inggris, itu ada 29 negara buat deklarasi safety AI. Amerika, China, Jepang dan lain-lain, dan yang dibahas antara lain seberapa autonomous AI ini, seberapa independen dia dari manusia," kata Nezar dalam acara Anak Bangsa Curhat (A.B.C) di Kampus Binus Anggrek, Jakarta Barat, Rabu (6/12).
"Ini juga untuk jawab ketakutan salah satu orang yang agak alergi, khawatir dengan AI, bahwa dia perpotensi jadikan manusia tergantikan oleh mesin, bahkan pada taraf human extinct," imbuh dia.
Peserta foto bersama para pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain itu, Nezar juga menyinggung teknologi AI yang saat ini sudah dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, kata dia, sangat mungkin kalau penggunaan AI berkembang ke tingkat yang lebih serius.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita liat pengembangan AI hari ini, itu bisa terjadi, AI bisa ambil alih banyak pekerjaan. Yang sederhana AOT, smart face, smart home itu bentuk kecil AI. Bayangkan kalau itu terjadi untuk mengatur layanan publik," kata Nezar.
"Jangan AI tools yang diciptakan manusia, berbalik atur manusia. Ini concern sehingga regulatory framework dibuat negara-negara buat AI human center, safe, trustworthy dan ada aspek responsibilty-nya. Nah ini yang jadi nilai global dalam pengaturan AI dan disepakati 29 negara dalam deklarasi," tambahnya.
Wamenkominfo Nezar Patria saat jadi pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Terlebih, kata Nezar, banyak teknologi yang dulu dinilai tak mungkin, namun kini terjadi.
"Saya ingat Menteri Sains dan Inovasi Inggris, dia bilang 'apa yang dulu science fiction sudah jadi science fact'. Bisa kita bayangkan beberapa tahun terakhir kecepatan chip tinggi, AI juga demikian di 2 tahun terakhir. Semua negara global race AI dan ini timbulkan ketakutan," papar dia.
ADVERTISEMENT
Nezar lalu mencontohkan perang Israel dan Palestina yang kini tengah terjadi. Menurutnya, perang saat ini bukan cuma angkat senjata api, tetapi juga melibatkan AI.
"Kalau kita liat Israel gunakan AI untuk targeting Jalur Gaza. Dan gunakan deepfake tentang apa yang terjadi di Israel dan palestina. Kita bisa bayangkan autonomous sistem AI sangat mengancam kalau dia buat desicion making sendiri. Memang penggunaan AI bisa sangat banyak probabilitynya. Itu sebabnya ada global concent atur AI bersama," tandas dia.
Cinta Laura, Wamenkominfo Nezar Patria, dan Subject Content Coordinator Binus University, Mariko Rizkiansyah, dan Mahasiswa Binus, Nirwasita, pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Oleh sebab itu, kata dia, Kominfo akan segera mengeluarkan surat edaran yang mengatur penggunaan AI. Ia berharap, surat edaran ini dapat mengatur etika penggunaan AI khususnya dalam bisnis, selagi aturan yang lebih kuat disusun pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Kita akan buat SE penggunaan AI ini, terutama buat pelaku usaha, dari desain, itu agar penggunaan memenuhi sejumlah prinsip etik. Misal harus transparan, inklusif, akuntabel, hargai nilai demokrasi, dan lain sebagainya," ujar Nezar.

Sekilas Anak Bangsa Curhat

Sejumlah peserta mengantre untuk mengisi curhatan di bilik suara jelang acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
A.B.C merupakan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyuarakan opini terhadap nilai-nilai yang mereka anggap penting. Acara diskusi di UI merupakan edisi kelima dari serangkaian program kumparan Pemilupedia 2024.
Dalam platform tersebut, generasi muda dapat bersuara tentang isu lingkungan, karier, keuangan, kesehatan mental dan pemerintahan. Melalui A.B.C, kami ingin mendukung para mahasiswa agar bisa kritis dan berani bersuara demi masa depan negeri.
Sebelumnya, kumparan sudah menggelar A.B.C di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT