Di Era Industri 4.0, Masjid Diusulkan Tak Hanya Jadi Tempat Ibadah

16 Juli 2019 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susana di depan Masjid Al Mbejaji. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Susana di depan Masjid Al Mbejaji. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu ini publik dihebohkan dengan desain masjid segitiga di Jawa Barat. Desain masjid tersebut jadi pro kontra karena dianggap bersimbol iluminati. Direktur Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada, Hadza Min Fadhli Robby, mengatakan terlalu jauh jika hal tersebut dikaitkan dengan iluminati.
ADVERTISEMENT
“Desain segitiga itu soal simbol itu masing-masing arsitek punya style sendiri. Itu tidak usah dibawa terlalu jauh ke masalah iluminati. Itu kan masalah budaya bagaimana seorang arsitek menerjemahkan nilai ke simbol. Kurang nyambung bagaimana segitiga dikaitkan dengan iluminati tuh merupakan hal yang tidak terlalu nyambung,” katanya ditemui saat pembukaan Pameran Masa Depan Islam di Indonesia di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (15/7).
Dia justru mengatakan, di era 4.0 ini masjid harusnya bisa menjadi tempat coworking space. Masjid bukan hanya menjadi tempat ibadah saja tapi juga aktivitas yang positif.
“Ada revolusi industi 4.0 nah ketika masuk revolusi industri semuanya serba kolaboratif. Masjid ini kalau bisa jadi tempat coworking space. Anak-anak muda ya kerjanya di masjid bareng. Bawa laptop masing-masing ngobrol masing-masing bagaimana menyelesaikan masalah masyarakat,” ujarnya.
Direktur Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada Hadza Min Fadhli Robby. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
“Jadi coworking space tidak mesti di cafe tapi di masjid bisa. Mengerjakan sesuatunya lewat aktivitas-aktivitas sifatnya konektif. Masjid jangan diartikan tempat membosankan. Bahkan orang non muslim juga bisa masuk,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Masjid juga diharapkan jangan sampai kehilangan makna dengan dianggap sebagai ruang publik yang kosong. Masjid bisa menjadi ruang publik tanpa disalahgunakan untuk tujuan yang tidak semestinya.
“Kami mengajak masyarakat bahwa masjid dalam kerangka yang lebih konstruktif lagi gitu. Masjid tidak hanya tempat tidur-tiduran saja tapi masjid tempat yang bisa untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Sekarang kan lihat masjid lebih banyak AC ini sebagai pemantik masjid pro lingkungan dan itu bisa dimulai lewat kolaborasi kerja warga, Itu sebenarnya yang ingin kita tawarin dari pameran ini,” katanya.