Di Hadapan Jokowi, Raja Belanda Minta Maaf Atas Kekerasan di Masa Penjajahan

10 Maret 2020 13:35 WIB
comment
31
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti berjalan setibanya di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti berjalan setibanya di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Raja Belanda Willem Alexander dalam pernyataan politiknya usai bertemu Presiden Jokowi, juga menyinggung hubungan Indonesia dan Belanda di masa lalu. Raja Willem Alexander meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan Belanda di masa penjajahan.
ADVERTISEMENT
Dia awalnya mengucapkan selamat atas usia kemerdekaan Indonesia yang kini menginjak 75 tahun pada peringatan tahun 2020 ini.
"Pada 17 Agustus, ini akan menjadi tahun ke-75 sejak Indonesia menyatakan proklamasi, mengklaim menjadi bagian dari negara yang merdeka dan bebas," kata Willem Alexander di Istana Negara, Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3),
Raja Willem Alexander mengakui bahwa masa lalu tak bisa dihapus, dan akan tetap menjadi catatan sejarah. Dia lalu meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan pihak Belanda saat penjajahan di masa lalu. Sebagaimana diketahui, Indonesia pernah dijajah Belanda selama 350 tahun.
"Sesuai dengan pernyataan pemerintahan saya, saya ingin menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf saya atas kekerasan berlebihan dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu," kata Willem.
Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti berjalan setibanya di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Walaupun sebelum merdeka sudah dijajah, namun Belanda juga tetap melakukan agresi militer pada hari-hari setelah kemerdekaan. Willem juga meminta maaf atas perlakuan Belanda saat itu.
ADVERTISEMENT
"Pada tahun-tahun segera setelah proklamasi, pemisahan yang menyakitkan terjadi yang menelan banyak korban jiwa," sebutnya.
Belanda, kata Willem, berkomitmen untuk memperkuat relasi dengan Indonesia ke depannya. Dia juga menyatakan, tiap generasi baik di pihak Indonesia atau Belanda harus mengetahui sejarah di masa lalu.
Selain di Ibu Kota, Raja dan Ratu Belanda juga dijadwalkan akan mengunjungi Kalimantan Tengah. Belum diketahui, dalam agenda apa dia mengunjungi provinsi calon ibu kota baru itu.