Di Hari Guru Nasional, FSGI Soroti Perbedaan Gaji Guru PNS dan Honorer

25 November 2018 19:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) di Kantor LBH, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018). (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) di Kantor LBH, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018). (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
ADVERTISEMENT
Federasi Sarikat Guru Indonesia (FSGI) memanfaatkan momen Hari Guru Nasional untuk menyoroti kesejahteraan para guru. Terutama perbedaan gaji yang diterima guru honorer dan guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pengawas FSGI Retno Listyarti mengibaratkan perbedaan gaji itu bagaikan bumi dan langit.
“Kalau guru berbicara guru PNS dan non PNS. Kalau guru PNS kebanyakan sudah sejahtera, karena selain gaji tanggal 1 mereka masih dapat tunjangan sertifikasi,” ujar Retno di Gedung LBH, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/11).
Ketua Dewan Pengawas FSGI Retno Lystiarni (kanan). (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Pengawas FSGI Retno Lystiarni (kanan). (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
Ia menambahkan, untuk guru seperti di wilayah DKI Jakarta, pemerintah daerah memberikan tunjangan Rp 9 juta per bulan di luar tunjangan sertifikasi guru.
Anga tersebut dinilai berbanding terbalik dengan gaji honorer di wilayah DKI Jakarta yang menerima upah sesuai UMR, yakni sekitar Rp 3,7 per tahun.
Retno mengatakan, guru Honorer di Jakarta lebih beruntung dibandingkan guru honorer di daerah lain yang bisa mendapatkan gaji yang jauh lebih kecil dibandingkan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Di tahun 2012 kita menemukan ada guru honorer di Tegal, Jawa Tengah, ada yang Rp 60 ribu per bulan. Berharap apa sih Rp 60 ribu per bulan?” ujar Retno.
Melihat fenomena itu, Rento menegaskan pentingnya memperkecil kesenjangan gaji antara guru ASN dan honorer. “Jangan terlalu (perbedaannya) seperti langit dan bumi,” pungkas Retno.