Di Mana Akhir Perjalanan Sampah Kita?

18 Januari 2017 10:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mengais rezeki dari tumpukan sampah. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mengais rezeki dari tumpukan sampah. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Setidaknya, satu orang rata -rata menghasilkan 0,7 kg sampah setiap harinya. Kini, bayangkan, berapa banyak sampah yang dihasilkan di Jakarta dengan jumlah penduduk 10 juta orang?
ADVERTISEMENT
Sering kali, sampah dipandang sebelah mata. Jargon “buanglah sampah pada tempatnya” hanya digaungkan tanpa digiatkan. Bahkan masih banyak jutaan manusia yang seakan lupa bahwa perilaku konsumerismenya telah membawa petaka baru bagi bumi pertiwi: tumpukan sampah bau busuk di pojokan.
Pola pikir masyarakat modern yang menuntut kemudahan memang menjadi akar masalah. Yang penting beres, katanya. Ketika sampah sudah diangkut dan membayar iuran setiap bulan, selesai sudah persoalan. Namun, pernahkan terbesit di benak Anda, ke mana sebenarnya sampah-sampah yang dibawa tukang sampah berakhir?
kumparan mencoba untuk mengikuti jejak sampah kantor yang diambil oleh petugas sampah dalam dua kali sepekan. Sampah yang diangkut di kawsan Pejaten kemudian dibawa ke penampungan di Pasar Minggu, lalu dari Pasar Minggu diangkut ke Bantargebang. Berikut video perjalanannya:
ADVERTISEMENT
Sampah secara rutin diambil pada pagi hari. Sampah kantor pun bercampur dengan sampah kebun, seperti daun, dahan pohon, dan tanah. Sampah yang bercampur itu kemudian harus dipisah terlebih dahulu. Plastik, botol, kardus, kertas dipisahkan dan ditaruh di dalam plastik besar. Sampah kebun ditaruh ke gerobak, lalu diinjak-injak agar gerobak muat menampung sampah ratusan kilo.
Proses pengumpulan sampah. (Foto: Sattwika Duhita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pengumpulan sampah. (Foto: Sattwika Duhita/kumparan)
Proses pengambilan sampah berjalan cukup lama. Hari ini, dibutuhkan setidaknya 2 jam untuk mengangkut sekitar 250 kg sampah. Pemilahan sampah-lah yang memakan waktu paling lama; 1,5 jam hanya untuk memilah sampah. Andai kesadaran kita untuk memilah sampah lebih tinggi, mungkin tidak butuh 2 jam hingga tempat sampah kembali kosong dan rapi.
Setelah semua terkumpul dan dimuat dalam gerobak, sampah dibawa pergi ke daerah Pasar Minggu. Di sana, sampah dari 6 kelurahan ditampung dan didistribusikan ke tempat pembuangan akhir di Bantargebang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Gunungan sampah di TPS Pasar Minggu. (Foto: Anggi Dwiky Dermawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gunungan sampah di TPS Pasar Minggu. (Foto: Anggi Dwiky Dermawan/kumparan)
Tumpukan sampah itu ditampung di bagian pojok dekat terminal Pasar Minggu. Banyak truk sampah yang sudah antre untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah mulai menggunung dan berbau menyengat. Beberapa petugas tampak sedang memilah sampah yang baru datang. Beberapa lainnya sibuk mengeluarkan dan mengangkut sampah dari gerobak.
Dalam satu hari, setidaknya 60 ton sampah datang dan ditampung di TPS Pasar Minggu.
“Kalau di sini volume sampah kapasitas 761 meter kubik perharinya. Kadang kadang kita sampai 15 rit sehari, diangkut 15-16 mobil,” ungkap Abdul Hamid, petugas dari Dinas Operasional Lapangan Sudin Lingkungan Hidup Pasar Minggu.
Tumpukan sampah di TPS Pasar Minggu. (Foto: Anggi Dwiky Dermawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan sampah di TPS Pasar Minggu. (Foto: Anggi Dwiky Dermawan/kumparan)
Sesampainya di TPS Pasar Minggu, sampah akan dipilah. Pemilahan ini dengan memisahkan botol plastik, plastik, dan kardus. Namun sayangnya, pengelolaan sampah di TPS Pasar Minggu masih belum dibangun dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Ya begini saja, dari warga buang ke sini aja ntar kita angkut. Kalau pengolahan bank sampah di sini belum ada pembentukan karena kawasan pasar, jadi lokasinya tidak ada,” lanjut Abdul.
Sayangnya, tidak semua sampah berakhir di tempat pembuangan akhir. Mengutip diskusi bersama komunitas Greeneration yang bergerak di bidang sampah, masih ditemukan perilaku masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti di sungai, lahan kosong, bahkan di laut. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan dan bisa merusak ekosistem di daerah tersebut.
Jadi, maukah kamu mengikuti perjalanan sampahmu hari ini?