Di Masjid PDIP, Muhadjir Bicara Wafat Soekarno dan Kelahiran Jokowi Punya Makna

21 Juni 2023 22:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy di peringatan 53 tahun wafatnya Bung Karno, Rabu (21/6).  Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy di peringatan 53 tahun wafatnya Bung Karno, Rabu (21/6). Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy memandang ada makna di balik hari wafat Presiden Pertama RI Soekarno dan kelahiran Presiden Jokowi pada 21 Juni. Menurutnya, ini salah satu pertanda Jokowi memang ditakdirkan untuk meneruskan kepemimpinan Soekarno.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Muhadjir saat menjadi pembicara dalam peringatan haul ke-53 Bung Karno di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/6).
"Bukan kebetulan kelahiran Pak Jokowi bersamaan dengan wafatnya Bung Karno. Allah ketika ciptakan apa saja di bumi, itu penanda bagi orang berakal," kata Muhadjir.
Lebih lanjut, Muhadjir mengenang sosok Soekarno sebagai pemimpin nasionalis-Islam. Ia mengingatkan pemikiran dan konsep kebangsaan Soekarno tak pernah lepas dari nilai keagaaman.
"Gagasan beliau akan lekang, abadi. Kalau kita refleksi kemudian proyeksi masa depan, itu selalu relevan. Di samping Pancasila, beliau juga lakukan ijtihad siyasah, melakukan pemikiran mendalam berkaitan dengan masalah tata negara bukan hanya Pancasila," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (tengah) berfoto bersama warga saat kunjungannya ke Pasar Menteng Pulo, Jakarta, Kamis (15/6/2023). Foto: Fauzan/Antara Foto
"Tri Sakti berisi tiga pokok pemikiran beliau bersifat tesis yang bisa digunakan kapan saja dan di mana saja yang pertama tentang kedaulatan politik, ekonomi mandiri, dan kebudayaan harus berkepribadian tidak berlaku untuk hanya Indonesia tapi universal," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Muhadjir berharap keistimewaan dan pemikiran Soekarno bisa terus diingat serta menjadi bekal ke depan.
"Pengembara ilmu di bidang keagamaan. Dia belajar mulai dari nol sampai kemudian mendapatkan gelar doktor honoris causa di bidang tauhid di Jakarta. Kalau kita baca pidato beliau sangat mendalam itu tentang filsafat ketuhanan," ujar tokoh Muhammadiyah itu.
"Dan itu tidak banyak orang yang bisa ketika lahir dan wafat itu dalam bulan yang sama. Itu sangat langka itu. Mungkin dari 1 juta orang belum tentu ada satu ya. Itu adalah keistimewaan dari proklamator kita," pungkasnya.
Menko PMK Muhadjir Effendy di peringatan 53 tahun wafatnya Bung Karno, Rabu (21/6). Foto: PDIP
Mengenang 53 tahun wafatnya Bung Karno di Masjid At Taufiq Lenteng Agung Rabu (21/6). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan