Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Di Penutupan Kongres PAN Prabowo Bicara soal Orang Haus Kekuasaan
24 Agustus 2024 23:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Awalnya Prabowo bicara soal makna politik. Ia menuturkan dalam arti keilmuan politik adalah suatu kehendak untuk memperbaiki kehidupan rakyat.
Dalam pelaksanaannya, lanjut Prabowo, politik mengatur kekuasaan. Menurutnya karena ingin menjalankan politik maka perlu berkuasa.
"Perlu untuk dapat kekuasaan, tapi kita memilih mendapat kekuasaan, meraih kekuasaan dengan minta izin dari rakyat. Kita datang ke rakyat minta rakyat untuk memberi mandat kekuasaan kepada kita," kata Prabowo.
Ketum Partai Gerindra itu mengatakan hal tersebut yang dilakukan oleh semua partai politik. Namun, ada pula yang haus kekuasaan mendapatkan dengan cara membeli.
"Mereka-mereka yang terlalu haus kekuasaan dan kadang-kadang kekuasaan itu hendak dibeli, hendak diatur, hendak dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan lain, kekuatan-kekuatan di luar kepentingan rakyat. Ini yang bisa mengganggu dan bahkan merugikan suatu bangsa," tutur Prabowo.
ADVERTISEMENT
Prabowo melanjutkan, niat baik sangat penting. Tapi itu tidak cukup.
"Bangsa kita orang-orang yang niat baik, orang-orang yang berkeinginan baik, orang-orang yang dibesarkan oleh guru, oleh ustaz dengan nilai-nilai yang baik sering ditipu, dibohongi oleh orang-orang yang licik, orang-orang yang munafik, orang-orang yang lain di bibir lain di hati," pungkasnya.
Sementara itu, usai kongres, Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) sempat ditanya siapa sosok yang dimaksud Prabowo haus kekuasaan. Ia tidak mengungkapnya secara langsung, tapi justru menyinggung pihak yang tidak mau diajak bersatu.
"Nah ya itu, maksudnya kan kita ingin sekali lagi elite-elitenya itu bersatu. Tapi kalau kata Pak Prabowo tadi kan, kalau memang nggak mau, ya, enggak apa-apa. Tapi janganlah kita ini berpecah belah. Kita ini membangun, tinggal 20 tahun lagi Indonesia 100 tahun," ujar Zulhas.
ADVERTISEMENT