Di Tengah Ketegangan LCS, PM Australia Singgung Keamanan Maritim di ASEAN

6 Maret 2024 11:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Australia Anthony Albanese. Foto: Twitter/AlboMP
zoom-in-whitePerbesar
PM Australia Anthony Albanese. Foto: Twitter/AlboMP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan keamanan maritim, perdagangan, dan energi bersih akan membentuk masa depan dengan blok ASEAN seiring dengan upaya Beijing meningkatkan kehadirannya di Laut China Selatan yang disengketakan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, masih ada perbedaan pendapat di antara 10 negara anggota ASEAN terkait rencana China untuk memperluas kehadiran diplomatik dan militer di LCS.
"Australia berkomitmen untuk bekerja sama dengan anda untuk memastikan prinsip-prinsip kedaulatan, integritas teritorial, dan kemerdekaan ditegakkan," kata PM Albanese dalam pidatonya, Rabu (6/3).
"Untuk memastikan kawasan kita aman, berketahanan, terbuka, inklusif, dan sejahtera," lanjutnya.
Albanese mengatakan, Australia dan ASEAN harus bekerja bersama untuk mengubah hubungan alami mereka menjadi kerja sama yang lebih praktis mengenai keberlanjutan dan keamanan maritim.
Sebuah kapal Penjaga Pantai China (kiri) dan kapal Penjaga Pantai Filipina (kanan) terlihat di dekat Pulau Thitu di Laut Cina Selatan yang disengketaka. Foto: JAM STA ROSA / AFP
Pernyataan itu muncul ketika Filipina memanggil Wakil Kepala Misi China di Manila untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai "tindakan agresif" yang dilakukan angkatan laut China terhadap misi pasokan pasukan Filipina yang ditempatkan di perairan dangkal LCS.
ADVERTISEMENT
Beijing mengeklaim hampir seluruh wilayah LCS, yang merupakan jalur perdagangan kapal senilai lebih dari 3 triliun dolar AS setiap tahunnya, dan merupakan sumber utama ketegangan dengan Filipina.
Kedua negara berada dalam sengketa wilayah meski ada keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen pada 2016 yang menyatakan klaim China tidak memiliki dasar hukum. Beijing pun menolak keputusan itu.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam konferensi pers pada Senin (4/3) mengatakan ada peningkatan "fobia China" di barat. Dalam wawancara yang diterbitkan pada Selasa (5/3) oleh surat kabar Sydney Morning Herald, PM Ibrahim mengeklaim risiko konflik di LCS terlalu dibesar-besarkan.
KTT ASEAN-Australia akan mengeluarkan pernyataan bersama yang akan menguraikan posisi ASEAN mengenai perang Israel-Gaza dan invasi Rusia ke Ukraina.
ADVERTISEMENT