Lipsus Diam-Diam Bikin Film Porno

Diam-Diam Bikin Film Porno di Kontrakan Pak Haji

18 September 2023 13:30 WIB
·
waktu baca 11 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siapa sangka, kontrakan dua lantai milik Pak Haji di Jati Padang, Pasar Minggu, malah dijadikan markas pembuatan film porno. Tak tanggung-tanggung, banyak film mesum dibikin di situ. Puluhan. Pak Haji tidak tahu, warga apalagi.
***
Senin dini hari, 31 Juli 2023, Haji Kharisma kaget. Malam masih pekat ketika beberapa orang menggedor pintu rumahnya. Dengan waswas, ia mengintip dari celah jendela. Ia melihat keramaian di depan rumahnya yang satu pagar dengan kontrakan di belakangnya.
Banyak orang datang, banyak mobil parkir di depan pagar. Pak Haji pun beristigfar dan berucap, “Innalillahi…”
Pak Haji menduga penghuni rumah kontrakannya, Irwansyah, dijemput untuk dibawa ke rumah sakit, sebab sore tadi Irwansyah sempat mengeluh sesak dada sampai ia menyuruhnya ke IGD.
Haji Kharisma kaget karena kontrakannya dipakai untuk syuting film porno. Ia telah memberikan keterangan kepada penyidik Polda Metro Jaya, Senin (18/9). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Pak Haji lantas membuka pintu rumah. Sosok tegap tampil di muka. Ia dan rombongannya ternyata bukan staf rumah sakit seperti yang dipikir Kharisma.
“Selamat pagi, Pak Haji. Kami dari Polda mau jemput Pak Irwan,” ucapnya.
Begitu mendengar kalimat itu, Pak Haji sontak mengira Irwansyah terjerat kasus narkotika, kasus yang selama ini kerap menghiasi berbagai pemberitaan.
“Narkoba ya, Pak?” tanyanya cepat ke polisi.
Namun tebakannya lagi-lagi salah. Polisi pun tertawa sambil menjawab, “Enggak Pak Haji, bukan [narkoba].”
Tapi polisi tak memberi tahu lebih jauh. Sementara Irwansyah yang dijemput polisi menurut saja. Ia segera menyerahkan diri.
Haji Kharisma, sang induk semang, tak pelak kebingungan. Ia mendekati Irwansyah dan bertanya, “Bro, ada apa ini?”
Irwansyah lantas menyebut nama perempuan sambil berkata, “Yang itu, Bang.”
Irwansyah mengisyaratkan ke Pak Haji, dia ditangkap polisi karena kasus perselingkuhan. Ah, yang benar? Ilustrasi: Shutter Stock
Irwansyah mengacu ke persoalan perselingkuhan yang sorenya sempat ia utarakan ke Haji Kharisma. Baru beberapa jam sebelumnya, Irwansyah bercerita bahwa ia selingkuh.
“Ane ada affair. Ane jujur, ngomong ke istri kalau ane affair. Ane juga dituntut menghamili [selingkuhan],” kata Pak Haji menirukan curhat Irwansyah kepadanya.
Lebih lanjut, sambungnya, Irwansyah berujar dimintai uang oleh selingkuhannya sebagai pertanggungjawaban. Namun, saat uang sudah ditransfer, ternyata bukti dari rumah sakit menunjukkan bahwa selingkuhannya itu tidak hamil.
“Jadi, ketika dia bilang ‘Yang itu, Bang’, saya pikir, ‘Oh, ini kasus affair-nya,’” kata Pak Haji. Mengira sangkaannya benar, ia pun kembali masuk ke rumah sementara Irwansyah dibawa pergi polisi.
Esoknya saat Pak RT datang ke rumahnya dan bertanya soal ramai-ramai semalam, Pak Haji dengan yakin menjawab bahwa Irwansyah terjerat perkara perselingkuhan. Pak RT pun mengangguk-angguk.
Namun, satu setengah bulan kemudian, 11 September, Pak RT dan Pak Haji sama-sama terperangah ketika polisi mengumumkan bahwa penangkapan Irwansyah terkait kasus produksi film porno. Rupanya, Irwansyah adalah sutradara dari 100 lebih porno.
Pak Haji langsung berkeringat dingin. Ia khawatir disangkutpautkan dengan mantan penghuni kontrakannya itu. Apalagi, rumah itu tanpa setahunya ternyata digunakan untuk aktivitas bejat.
Irwansyah, sutradara 100 lebih film porno. Foto: Twitter

Pak Haji Bertemu Irwansyah di Pengajian

Haji Kharisma kesal bukan main. Sudah rumah kontrakannya dipakai untuk membuat konten mesum, Irwansyah berbohong pula padanya.
“Saat mau diperiksa penyidik, bilang [terus terang] dong: ‘Saya menyalahgunakan tempat itu untuk pengambilan gambar video asusila.’ Harusnya bilang gitu!” kata Pak Haji, Kamis (14/9).
Kepada kumparan, semula ia meminta namanya tak disebutkan. Namun, namanya kini disebut terang setelah ia muncul di Polda Metro Jaya, Senin (18/9), untuk memberikan keterangan kepada penyidik.
Pak Haji mengontrakkan bangunan dua lantai di belakang rumah utamanya itu ke Irwansyah sejak 31 Januari 2023. Sebelum itu, rumah di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, tersebut memang kerap disewakan untuk keperluan syuting.
“Tetangga tahu rumah ini beberapa kali dipakai syuting. Memang saya sewakan untuk itu. Kalau ada PH (production house) datang mau sewa, ya silakan. Tapi bukan PH terkait video porno,” tegas Pak Haji.
Ia menyewakan rumah itu karena ia sendiri tak tinggal di Jakarta. Haji Kharisma lebih banyak menghabiskan waktu di kampung halamannya di Sumedang. Itu sebabnya dari dua bangunan di lahan tersebut, yang ia sewakan adalah bangunan utama yang bertingkat. Sementara rumah yang lebih kecil di bagian depan ia pakai untuk tempat tinggal alakadarnya kala ia sedang berkunjung di Jakarta.
Pengajian. Ilustrasi: ANTARA/R. Rekotomo
Haji Kharisma tak menyangka Irwansyah berkecimpung di lembah hitam produksi film porno. Pasalnya, ia pertama kali bertemu Irwansyah di pengajian.
“Saya kenal Irwan 8 atau 10 tahun lalu di tempat yang baik, di pengajian. Kami ngobrol-ngobrol soal agama dan kebaikan. Dia suka ke pengajian… dia cinta ulama. Kalau Irwan suka sama satu ustaz, dia ke kajian ustaz itu terus,” tuturnya.
Kala itu, kebaikan Irwansyah begitu kentara di mata Pak Haji. Ia masih ingat kisah menyentuh ketika ibunda Irwan meninggal dunia.
“Ia birrul walidain (berbakti kepada orang tua). Dulu dia gendong ibunya ke RS, lalu ibunya meninggal di paha dia. Itu sisi baik Irwan,” ujarnya.
Saat mengizinkan Irwansyah mengontrak di rumahnya, Pak Haji tahunya bangunan itu hanya akan dipakai untuk tempat tinggal, bukan yang lain-lain. Apalagi Irwansyah tinggal di sana bersama istrinya.
“Saat Irwansyah ditangkap pun, istrinya ada di belakang dia,” terangnya. Sang istri ikut masuk ke mobil polisi menemani suaminya.
Salah satu bangunan yang menjadi lokasi syuting film porno di Jagakarsa, Jaksel. Foto: Thomas Bosco/kumparan
Belakangan, dari Berita Acara Pemeriksaan Irwansyah yang disampaikan polisi, Haji Kharisma baru tahu bahwa dari tiga tempat yang digunakan Irwansyah untuk syuting 120 film esek-esek, pengambilan gambar terbanyak dilakukan di kontrakannya. Pak Haji pun dongkol. Terlebih, tetangga kanan-kiri jadi kena imbas. Ada pula tetangga lain yang berkelakar meledek.
“Ada yang bilang "Pantes Ji (Haji), ini rumah kagak laku-laku [karena dipakai maksiat]. Ya udahlah, wallahualam,” kata Pak Haji.
Rumah di Jati Padang itu sesungguhnya memang ingin dijual Pak Haji sejak 2015, namun belum kunjung laku sehingga kemudian disewakan.
Menurut Kasubdit IV Siber Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kompol Ardian Satrio Utomo, Irwansyah memang paling sering memakai rumah Pak Haji sebagai tempat syuting karena dirasa paling luas.
Siapa suka nonton film porno? Ilustrasi: Getty Images

Karier Nano-Nano Irwansyah Sebelum Jadi Sutradara Film Porno

Dari pemeriksaan polisi, Irwansyah diketahui punya pekerjaan cukup beragam sebelum terjun ke industri film porno—yang ilegal di Indonesia. Awalnya, tahun 1990-an, Irwansyah adalah tukang urut. Berikutnya, sekitar 2003, Irwansyah menjadi pemulung. Tiga tahun kemudian, 2006, Irwansyah jadi pengepul kertas.
Barulah pada 2009 ia berkenalan dengan dunia hiburan. Namun, polisi belum bisa memastikan hiburan jenis apa yang digeluti Irwansyah pada mulanya. Yang jelas, tujuh tahun kemudian Irwansyah bisa mendirikan agensi.
“Tahun 2016–2020 dia buka agency dan kelas akting,” kata Kompol Ardian kepada kumparan, Jumat (15/9).
Menurut eks pekerja dunia hiburan yang pernah mengenal Irwansyah, lelaki itu dulu beberapa kali memproduksi konten berbau pornografi di media sosial. Namun, nuansanya dibalut komedi sehingga tak sepenuhnya disebut video porno.
Kasubdit IV Siber Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kompol Ardian Satrio Utomo. Foto: Dok. Istimewa
Pada periode itu, ujar Ardian, Irwansyah juga sempat membidani film bergenre horor komedi, namun tidak laku. Genre horor yang pernah dirambah Irwansyah dibenarkan Pak Haji. Menurutnya, Irwansyah pernah bekerja sama dengan rumah produksi asal Malaysia untuk membuat film horor.
“Itu produksi film untuk bioskop di Malaysia, mungkin 3–4 tahun lalu. Tapi waktu itu PH Irwansyah bukan PH yang terkait masalah video porno ini. Pakai PH lain,” jelas Pak Haji yang juga sempat bertemu beberapa pemain horor Malaysia itu saat mereka datang ke kontrakannya.
“Kalau ada orang datang ke sini [untuk bertemu Irwansyah], ya saya anggap itu tamunya dia. Saya nggak bertanya-tanya karena itu privasi dia,” ujarnya.
Produksi film horor yang tak laris itu lantas diduga menjadi titik Irwansyah banting setir sepenuhnya ke industri film porno.
Deretan film porno garapan Irwansyah. Foto: Dok. cinemakeren21
Mengawali industri film pornonya tahun 2022, Irwansyah memanfaatkan jejaringnya di dunia hiburan.
“Dia ajak talent-talent via DM IG dan WA. Ada beberapa talent yang bersedia, mau bergabung dengan film yang ia bikin,” ucap Ardian.

Film Porno Irwansyah Raup Rp 500 Juta Setahun

Dalam mendistribusikan fim porno produksinya, Irwansyah menggunakan skema berbayar (subscribe). Seratus lebih film itu diunggah ke 3 website—kelasbintang, togefilm, bossinema—untuk diunduh dan ditonton oleh para pelanggannya.
Untuk mengakses film-film di 3 website itu, para pelanggan (suscriber) dikenai tarif Rp 50 ribu–Rp 500 ribu. Subscribe sehari Rp 50 ribu, seminggu Rp 150 ribu, dan sebulan Rp 500 ribu. Ketiga website tersebut kini telah diblokir Kominfo.
Melalui Similarweb, diketahui ada 8.544 kunjungan ke salah satu website Irwansyah pada periode Juni–Agustus 2023. Kunjungan tertinggi terjadi pada bulan Juni, sebanyak 6.879. Selanjutnya pada Juli–Agustus, kunjungan merosot drastis ke angka di bawah 5.000 seiring penangkapan Irwansyah.
Dari total pengunjung, 77,84% datang dari ponsel dan 22,16% dari desktop. Selama beroperasi setahun belakangan, Irwansyah telah memproduksi 120 film porno dengan keuntungan bersih Rp 500 juta.
“[Keuntungan] Rp 500 jutaan itu sebagian dipakai untuk beli alat-alat [syuting] yang tidak murah,” kata Ardian.
Lumix Camera Mirrorless, salah satu alat syuting Irwansyah. Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
Alat-alat syuting milik Irwansyah yang disita polisi antara lain Lumix Camera Mirrorless S5 (1 unit), Lumix Camera G7 (2 unit), Lumix/Canon Lensa (8 unit), Zoom Audio H6 (1 unit), Tripod Takara (1 unit), Aputure LED Lighting (1 unit), GVM Lighting (1 unit).
Saat Irwansyah dijemput di kontrakannya, polisi ikut membawa seorang kameramennya, JAS. Keesokannya, polisi menangkap 3 kru lain—AIS, AT, SE.
“AIS berperan sebagai editor, AT sebagai sound engineer, dan saudari SE sebagai sekretaris dan talent,” kata Adrian.
Sementara sejumlah pemeran film porno di PH Irwansyah yang didata polisi ialah VV, SKE, CN, SE, E, BLI, M, MGP, S, J, ZS, dan AB sebagai aktris, serta BP, P, UR, AG atau AD, dan RA sebagai aktor. Mereka diberi upah bervariasi, Rp 10–15 juta.
“Dibayar per film, sistem kontrak putus ya. Besaran [upah] tergantung influence pemeran. Semakin besar influence, semakin besar upah,” kata Ardian.
Salah satu film yang sempat diproduksi oleh Irwansyah adalah Keramat Tunggak. Pada film ini, selebgram kontroversial yang pernah terjerat kasus pornografi, Siskae, ikut berperan. Wajahnya terpampang di poster film itu.
Siskae juga main film garapan Irwansyah. Foto: Dok. Istimewa
Namun, memiliki 3 unit studio, sederet peralatan mutakhir, serta keuntungan Rp 500 juta setahun tidak membuat Irwansyah dermawan. Kru rumah produksinya, yakni kameramen JAS dan editor AIS hanya mendapat upah di bawah UMR Jakarta.
“Mereka di situ dibayar per bulan, itu pun dibawah UMR. Gaji mereka itu di bawah 4 juta per bulan,” kata Hika TA Putra, pengacara mereka.
JAS dan AIS juga tak mendapat kejelasan kontrak sebagai karyawan. Mereka direkrut untuk menggarap film biasa, bukan film porno.
“Direkrut karena saling kenal, ‘Kamu mau nggak?’ Awal diajak bukan garap film porno, tapi film normal yang sudah tayang dan tidak melanggar norma apapun,” papar Hika.
Kuasa hukum kameramen dan editor film garapan Irwansyah, Guntur (kiri) dan Hika (kanan). Foto: Dok. Istimewa

Warga Mengira Kru Irwansyah Syuting Komedi

Selain bangunan dua tingkat di Jati Padang milik Pak Haji, Irwansyah juga punya 2 lokasi syuting lain yang sama-sama berada di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kedua studio itu dinamai KBB dan Karya Bintang Studio.
Di sana, penduduk setempat pernah mendapati beberapa perempuan masuk ke studio dengan pakaian seksi. Warga juga melihat mereka syuting di jalan, dan kadang ikut menonton. Tak ada pikiran negatif di benak warga karena semua masih terlihat normal.
“Bukan adegan porno karena walaupun pakai baju seksi dan agak terbuka, itu kayak syuting sinetron. Katanya mereka syuting buat YouTube. Kami enggak curiga,” kata Fahmi, warga Srengseng Sawah.
Bukan cuma warga biasa yang pernah melihat aktivitas syuting PH Irwansyah di luar ruangan, tapi juga pengurus RT setempat.
“Mereka syuting untuk bikin iklan dan film di YouTube yang durasinya pendek dan genrenya horor. Film lucu-lucuan kayak komedi,” kata Sutarno, Ketua RT di sana.
Ketua RT 12 RW 09 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Sutarno. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
Sutarno sekilas melihat Irwansyah sebagai sosok yang baik. Mereka beberapa kali berinteraksi, misalnya saat Irwansyah menawarkan bantuan untuk program RT.
“Saya jelasin di sini ada ronda segala macam. Orangnya sebenarnya peduli dengan lingkungan. Kalau ada kegiatan, saya undang, tapi nggak datang,” ujar Sutarno.
Irwansyah bahkan berjanji membangun saung ronda di RT tersebut, namun belum terwujud hingga kini.
Di sisi lain, Irwansyah tak pernah memberikan data kependudukan meski Sutarno telah menagihnya.
“Dia bilang mau kasih by WA, tapi sampai sekarang belum,” kata Sutarno.
Ia ingat Irwansyah sempat membuka rekrutmen bagi warga setempat untuk menjadi admin di rumah produksinya. Beberapa warga mendaftar, tapi tidak ada satu pun yang diterima.
“Katanya di lingkungan sini enggak ada yang sesuai keinginan dia. Jadi warga sini nggak ada yang ikut-ikutan kerja di situ,” imbuh Sutarno.
Pasar film porno tak pernah surut. Ilustrasi: Adi Prabowo/kumparan
Pengamat industri film Shandy Gasella menyebut film porno memang selalu menjanjikan keuntungan menggiurkan.
“Kalau bicara pasar, di seluruh dunia, pasar film porno itu ada, terlepas dari legal atau tak legal,” ujarnya, Sabtu (16/9).
Namun, Shandy memandang produksi film porno Irwansyah bukanlah digarap melalui rumah produksi, sebab PH punya cara kerja sendiri.
“Ada aturan di Indonesia yang mengatur tentang tata cara produksi film yang secara administratif mesti terdaftar di Kemedikbud Ristek. Lalu sebelum film diedarkan, ia mesti mengantongi surat tanda lulus sensor dari LSF. Jika langkah-langkah ini tak dipenuhi, berarti film tersebut ilegal,” kata Shandy.
Selain ilegal karena tak memenuhi tata cara tersebut, film garapan Irwansyah menurut Sandy memang memenuhi kategori pornografi. Film tersebut memenuhi unsur penggambaran tubuh atau perilaku seksual manusia yang eksplisit dan bertujuan untuk membangkitkan birahi.
“Mulai dari cerita, pengadeganan, dan pengarahan, secara sadar dan sengaja ditujukan sebagai media pornografi,” ucap Shandy.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten