Dian Korban Terakhir di Kasus Kalideres, Masih Tunjukkan Keinginan Hidup

9 Desember 2022 19:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Analisis psikologis keluarga yang tewas di Kalideres dipaparkan saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Analisis psikologis keluarga yang tewas di Kalideres dipaparkan saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
ADVERTISEMENT
Dian Febbyana Apsari Dewi (42) menjadi anggota keluarga terakhir yang meninggal dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat. Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Reni Kusumawardhani memastikan anak dari Rudyanto dan Renny itu tidak meninggal karena bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Hasil penyelidikan justru menunjukkan Dian masih memiliki keinginan untuk hidup di saat-saat terakhirnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembelian makanan.
"Ditemukan feses ini menunjukkan bahwa masih ada upaya untuk survive, masih ada niat untuk hidup bukan bunuh diri. Makanya dia bukan sengaja puasa, VSED (Voluntarily Stopping Eating and Drinking), enggak. Masih ada upaya untuk dia itu mencari makan," kata Reni dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12).
Selain itu juga ditemukan sejumlah pesan di ponsel yang diperkirakan ditulis Dian. Pesan itu, meski mengungkapkan emosi yang negatif, tetap ada pesan motivasi di dalamnya.
"Bahasanya bagus, tertata, tetapi kontennya itu seperti mengekspresikan emosi negatif sebetulnya. Seperti dia yang lagi marah, dia yang lagi kesal, dia yang lagi lelah," kata Reni.
ADVERTISEMENT
"Tapi terselip selalu kata-kata motivasional, jadi dia bilang 'kita baru bisa lulus kalau kita sudah melalui ujian Tuhan'. Jadi ada juga kalimat-kalimat positif yang meng-counter dia untuk indikasi yang mengarahkan dia bunuh diri gitu," tambahnya.
Begitu juga dengan temuan wafak atau doa yang ditemukan dalam rumah. Isinya bertujuan untuk kebaikan.
"Terus mantra-mantra itu (sebenarnya) doa-doa untuk kebaikan, doa untuk kesembuhan, doa untuk perbaikan kondisi seperti itu," kata Reni.
Denah Rumah Keluarga yang Mati di Kalideres. Foto: kumparan
Namun, Dian memiliki kepribadian yang tertutup. Ia kerap menggantungkan hidupnya kepada ayah, ibu dan pamannya.
Ketika mereka bertiga meninggal dunia, Dian pun menjadi tidak berdaya. Ditambah lagi keuangannya sudah menipis.
"Sudah ada 3 mayat seperti itu, sementara (Dian) tidak terbiasa untuk berkomunikasi (dengan orang lain). Tipe kepribadiannya itu memang tipe yang tidak percaya diri. Menarik diri seperti itu," kata Reni.
ADVERTISEMENT
"Itu yang membuat akhirnya keputusannya fatal. Bukan bunuh diri, tetap ingin hidup tapi tidak berdaya," kata Reni.
Dian dinyatakan meninggal dunia karena gangguan pernafasan. Ia mengidap penyakit radang paru yang sudah kronis selama bertahun-tahun.