Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Dianggap Nelson Mandela-nya Milenial Indonesia, Gibran Digadang jadi Duta Batik
29 Januari 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Calon Wakil Presiden (Cawapres ) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menghadiri pertemuan dengan pengrajin dan pelaku UMKM batik di Dapoer Pelangi Terrace di Kota Pekalongan , Jawa Tengah , Senin (29/1).
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, Gibran mendengarkan aspirasi para pengrajin sekaligus memborong beraneka batik.
Ada hal menarik dari diskusi yang berlangsung. Salah satu pengrajin batik berharap Gibran bisa menjadi Nelson Mandela Indonesia versi milenial dengan menjadi duta batik jika terpilih jadi wakil presiden nanti.
"Tentunya Mas Gibran bukan hanya sebagai duta batik, tetapi juga menjadi garda terdepan pengusung batik, tak kalah dengan Nelson Mandela di Afrika Selatan. Kami berharap Mas Gibran jadi Nelson Mandela-nya milenial di Indonesia," ungkap pemilik batik dengan merek Tamakun tersebut.
"Ketika hilir dari batik ini terbit oleh panjenengan, saya yakin sekali hulu ini akan bisa lebih kreatif," sambungnya.
Gibran pun menanggapi masukan-masukan serta saran dari para pelaku UMKM dan pegiat ekonomi kreatif tersebut. Dia mengatakan bahwa Pekalongan sebenarnya sudah menjadi role model bagi pengembangan batik dan ekonomi kreatif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Gibran, pelaku UMKM khususnya batik di Pekalongan perlu mendapatkan pelatihan atau inkubasi untuk mengembangkan pemasaran secara digital, seperti yang dilakukan di Kota Solo melalui kerja sama dengan marketplace seperti Shopee hingga Tokopedia , dan juga sarana pengembangan kreatif melalui Solo Technopark.
Gibran berjanji akan memberikan perhatian khusus untuk pengembangan ekonomi kreatif, khususnya dengan pendekatan teknologi dan kemajuan digitalisasi. Ia berharap produk-produk kreatif seperti di Pekalongan bisa semakin berkembang, bahkan mendunia.
"Ini penting, di SMK dimasukkan kurikulum digital marketing dan ada Technopark," kata Gibran.
Gibran berharap, Kota Pekalongan, Solo dan Yogyakarta yang merupakan kota-kota penghasil batik, ke depannya bisa saling bersinergi dan melengkapi, bukan hanya bersaing. Sebab, masing-masing daerah penghasil batik tersebut memang memiliki produk dengan motif yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Hal lainnya yang juga dibahas dalam pertemuan tersebut yakni akses internet yang merata di seluruh wilayah. Sebab menurut Gibran, internet memang sudah menjadi bagian penting dari pengembangan ekonomi, terutama digital marketing
Selain berdiskusi, Gibran menyempatkan diri untuk melihat pameran dan memborong beberapa produk batik yang dipamerkan.
Salah satu pedagang batik yang juga pemilik merek batik Ndaru mengatakan bahwa Gibran sempat melihat-lihat kain batik hasil karyanya, dan membeli kain batik seharga Rp500 ribu.
Sementara itu, pedagang batik lainnya dengan merek Seseby by Ozzy mengaku senang stan batik tulis dan cap miliknya didatangi oleh Gibran. Ia bahkan bangga kain batik hasil karyanya ikut dibeli Gibran seharga Rp1.750.000.
"Senang sekali dan bangga, batik saya dibeli Mas Gibran," ungkap pedagang tersebut.
ADVERTISEMENT
(IK)