Diare Massal di Pesisir Selatan Sumbar: 190 Kasus, 5 Balita Tewas, Jadi KLB

6 Mei 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pasien yang mayoritas anak-anak saat mendapat perawatan intensif di RSUD M Zein, Pesisir Selatan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pasien yang mayoritas anak-anak saat mendapat perawatan intensif di RSUD M Zein, Pesisir Selatan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hingga Minggu (5/5), tercatat ada 190 kasus diare yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Intan Novia Fatma, akibat kejadian itu, lima balita dinyatakan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Lima orang dinyatakan meninggal, seluruhnya adalah balita. Rawat inap ada 50 orang, rawat jalan sebanyak 15 orang," kata Intan saat dihubungi, Senin (6/5).

Sampel Air Diteliti

Sejumlah pasien yang mayoritas anak-anak saat mendapat perawatan intensif di RSUD M Zein, Pesisir Selatan. Foto: Dok. Istimewa
Intan mengungkapkan, Balai BPOM Padang telah menurunkan tim untuk mengambil sampel air untuk diteliti. Dugaan sementara, ratusan warga itu terkena diare akibat minuman yang dikonsumsi.
"Pemulihan masif juga kami lakukan langsung ke masyarakat memberikan edukasi agar memasak air sebelum diminum. Kepada warga, kami sampaikan terutama di Kecamatan Sutera agar mengkonsumsi makanan yang dimasak sempurna," sambung Intan.

Tetapkan KLB

Sejumlah pasien yang mayoritas anak-anak saat mendapat perawatan intensif di RSUD M Zein, Pesisir Selatan. Foto: Dok. Istimewa
Intan mengungkapkan, saat ini Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan telah menetapkan insiden ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dengan penetapan KLB ini, seluruh warga yang terdampak tak akan dipungut biaya pengobatan.
ADVERTISEMENT
"Kami berkoordinasi langsung dengan masyarakat, tokoh masyarakat dan door to door melakukan penyuluhan dan memberkati informasi melalui masjid dan musala agar warga mengkonsumsi air yang telah dimasak terlebih dahulu," kata dia.
"Kami menjemput bola untuk masyarakat yang enggan melakukan pemeriksaan diri jika gejala diare telah timbul. Kami juga koordinasi dengan RSUD jika terjadi lonjakan kasus," tambah Intan.