Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sejumlah anggota Diaspora Indonesia bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kompleks Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (19/8). Kedatangan mereka dipimpin Menristekdikti, M Nasir.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, ada sejumlah hal yang menjadi pembahasan. Khususnya dalam membantu peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Apalagi, para anggota Diaspora Indonesia tersebut memiliki kemampuan di berbagai bidang, seperti startup hingga ekonomi.
"Ini menjadi hal yang sangat penting dan mereka adalah para Diaspora Indonesia yang ada di luar negeri, ada yang dari Inggris, Austria, Amerika, itu yang kami sampaikan, itu adalah kontribusi anak-anak Indonesia dia ingin kembali ke Indonesia untuk membantu pengembangan sumber daya manusia di Indonesia di bidang inovasi," kata Nasir.
Nasir menjelaskan peran serta para anggota Diaspora Indonesia tak hanya menjadi dosen untuk pendidikan semata. Namun, ada pula yang membantu dalam lingkup jaringan di berbagai negara. Sehingga, bisa mendapatkan akses pendidikan internasional.
ADVERTISEMENT
"Dosen-dosen bisa membantu perguruan tinggi Indonesia, yang tidak hanya geger karena masalah rektor asing tetapi bagaimana ini harus kita dorong bisa berkolaborasi untuk pendidikan tinggi indonesia menjadi lebih baik, masuk kelas dunia," ujarnya.
"Para diaspora itu bisa membantu networking riset, prototype, dan inovasi, ini yang akan kami dorong. Dalam network, bagaimana meningkatkan riset yang ada di Indonesia masuk kelas dunia yang bisa menghasilkan prototype dan inovasi," lanjutnya.
Nasir berharap para Diaspora Indonesia juga membantu dalam menyediakan fasilitas penunjang riset, seperti penyediaan laboratorium di luar negeri, jika di Indonesia tak memadai fasilitas itu.
"Nanti kami akan kirim ke sana supaya risetnya bisa menghasilkan riset yang mempunyai reputasi yang baik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk pengembangan dana yang dibutuhkan akan diajukan pada Presiden Jokowi. Meski sebelumnya alokasi dana riset sudah dianggarkan.
Riset yang akan dikaji oleh para Diaspora Indonesia dipetakan menjadi 10 bagian, yakni pangan dan pertanian, kesehatan dan obat-obatan, teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, advance material di nano teknologi, teknologi pertahanan, renewable energy, kemaritiman, disaster management, social humaniora culture and education.
Para anggota diaspora merupakan sejumlah pelajar lulusan luar negeri yang tengah bekerja di dalam dan di luar Indonesia. Mereka menggeluti berbagai bidang.
Ada sekitar 35 anggota Diapora yang baru saja bertemu Jokowi siang ini. Beberapa di antaranya seperti Hanung Bramantyo, Budiman Sujatmiko, hingga Dini Purwono.