Diberhentikan dari PLN, Nicke Widyawati Jadi Direktur SDM Pertamina

27 November 2017 15:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur SDM Pertamina Nicke Widyawati  (Foto: dok Kementerian BUMN)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur SDM Pertamina Nicke Widyawati (Foto: dok Kementerian BUMN)
ADVERTISEMENT
Bertempat di lantai 7 Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan No 13 Jakarta Pusat, dilaksanakan penyerahan Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor: SK-257/MBU/11/2017 tentang Pemberhentian Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.
ADVERTISEMENT
Acara dibuka oleh Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah pada pukul 14.00 WIB, dihadiri oleh Direksi dan Komisaris PT PLN (Persero) serta Pejabat dan Pegawai Kementerian BUMN.
Sehubungan dengan penugasan Nicke Widyawati sebagai Anggota Direksi pada BUMN lain, maka Menteri BUMN Rini M Soemarno Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara memberhentikan dengan hormat Nicke Widyawati sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero) yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-272/MBU/12/2014 tanggal 23 Desember 2014 jo Nomor SK-138/MBU/07/2017 tanggal 24 Juli 2017.
Selanjutnya Nicke ditugaskan sebagai Direktur SDM PT Pertamina (Persero) berdasarkan Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor : SK-256/MBU/11/2017 tentang Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.
ADVERTISEMENT
Deputi Aloysius menyampaikan bahwa Kementerian BUMN selaku Pemegang Saham berharap dengan dilengkapinya seluruh jajaran Direksi di Pertamina mampu memberikan nilai tambah bagi Perusahaan. Selain itu, Direksi yang baru diharapkan dapat segera bersinergi dengan Direksi lainnya.
"Sebagaimana diketahui Pertamina merupakan salah satu BUMN terbesar di Indonesia. Dengan wilayah usaha meliputi seluruh Indonesia dan luar negeri dengan total aset kurang lebih 49,76 miliar dolar AS (per 30 September 2017), dimana 21,8% nya merupakan aset tetap dan laba sebesar 1,99 miliar dolar AS," kata Aloysius dalam keterangan tertulis, Senin (27/11).
"Disamping itu, PT Pertamina memiliki peran vital bagi NKRI yaitu sebagai perpanjangan tangan Pemerintah, Pertamina menyediakan produk bahan bakar bagi masyarakat Indonesia. Didukung sekitar 22 ribu karyawan yang bergerak di upstream, midstream, downstream dan supporting yang mendukung kinerja perusahaan," urainya.
ADVERTISEMENT
Aloysius menambahkan bahwa peran strategis tersebutlah yang melatarbelakangi pemisahan fungsi Direktorat Aset dan Manajemen SDM. Diharapkan Direktur Manajemen Aset saat ini dapat memberikan perhatian penuh dan fokus untuk dapat mengelola dan memonetisasi aset tetap sehingga memberikan kontribusi lebih besar kepada laba perusahaan. Program-program yang belum tercapai sesuai target seperti sertifikasi tanah dan program kerja sama terkait utilisasi aset tetap dapat segera dieksekusi.
"Sedangkan dari sisi pengelolaan SDM, diperlukan peningkatan kualitas human capital yang mumpuni agar PT Pertamina mampu menyediakan produk dengan kualitas terbaik secara konsisten dan kontinyu dengan harga terbaik. Memandu talenta-talenta di Pertamina tentu bukan tugas yang mudah, akan tetapi merupakan tantangan besar untuk mengelola dan mengembangkan human capital sebesar ini. Melanjutkan dan mengembangkan program SDM yang sifatnya upskilling dan upgrading karyawan harus terus dilaksanakan untuk mendukung kinerja perusahaan," tutur Aloysius
ADVERTISEMENT
"Tahun 2018, wilayah kerja Mahakam sudah mulai dikelola oleh Pertamina, Direksi dan Dekom agar dapat memanfaatkan momentum ini sehingga meningkatkan profitabilitas PT Pertamina dengan menjaga tingkat produksi dan lifting migas tetap optimal. Selain itu, realisasi Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia agar dapat dispeed up sehingga membantu fleksibilitas teknis pengolahan Pertamina yang dampaknya dapat meningkatkan daya saing global dan meningkatkan struktur keuangan," tutup Aloysius.