Dibuka Perdana, Bantuan Mulai Masuk ke Gaza dari Penyeberangan Kerem Shalom

17 Desember 2023 22:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk yang membawa bantuan menunggu untuk keluar, di sisi perbatasan Palestina dengan Mesir, di Rafah di selatan Jalur Gaza, Sabtu (21/10/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Truk yang membawa bantuan menunggu untuk keluar, di sisi perbatasan Palestina dengan Mesir, di Rafah di selatan Jalur Gaza, Sabtu (21/10/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
ADVERTISEMENT
Persimpangan Kerem Shalom yang dikelola oleh Israel akhirnya dibuka bagi truk-truk pengangkut bantuan ke Gaza untuk pertama kalinya sejak awal Oktober lalu. Dilansir Reuters, dengan dibukanya perbatasan ini, jumlah pasokan makanan dan obat-obatan di Jalur Gaza bisa bertambah berlipat ganda.
ADVERTISEMENT
Penyeberangan Kerem Shalom, yang merupakan jalur darat terbesar dari dan ke Jalur Gaza itu ditutup sejak 7 Oktober lalu. Selama ini bantuan hanya bisa disalurkan melalui penyeberangan Rafah yang merupakan perbatasan Gaza dengan Mesir yang hanya bisa menampung 100 truk per hari.
Dua sumber Reuters di Bulan Sabit Merah Mesir mengatakan setidaknya ada 79 truk yang sudah dalam perjalanan menuju Jalur Gaza melalui Kerem Shalom per hari ini, Minggu (17/12). Dengan melalui jalur ini, bantuan diperkirakan bisa sampai jauh lebih cepat ketimbang melalui jalur Rafah.
Truk di persimpangan Kerem Shalom, Rafah, di Jalur Gaza selatan. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/Reuters
Pembukaan jalur Kerem Shalom ini disetujui oleh pihak Israel pekan lalu. Hal ini merupakan bagian dari perjanjian yang mereka teken dengan Amerika Serikat.
"Mulai hari ini, 17 Desember, truk bantuan PBB bisa melewati pemeriksaan keamanan dan dikirim ke Gaza melalui Kerem Shalom untuk mematuhi perjanjian dengan AS," tulis COGAT dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
Israel sebelumnya juga berjanji akan mengizinkan 200 truk bantuan per hari masuk ke Jalur Gaza. Ini adalah janji yang mereka buat dalam kesepakatan pertukaran sandera bulan lalu.
Meski demikian, Kepala Departemen Sipil di COGAT, Elad Goren, mengungkapkan kepada Reuters, pihaknya khawatir bantuan itu tak sampai ke tangan warga Gaza. Ia menyerukan agar lembaga-lembaga kemanusiaan di Gaza segera meningkatkan kapasitas mereka mendistribusikan bantuan agar memenuhi kebutuhan semua pengungsi.
“Jika PBB tidak mempunyai kapasitas untuk mengumpulkan dan mendistribusikan, tidak masalah berapa banyak penyeberangan yang akan kami buka,” kata Goren. “Mereka tidak bisa mengandalkan mekanisme yang sama seperti sebelum konflik".