Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pameran kain tenun ikat bertajuk, World Ikat dengan tema 'Weaving Threads of Continuity,' pada Jumat (23/8). Dalam pembukaan pameran, Anies didampingi istri Wapres Jusuf Kalla sekaligus Ketum Dewan Kerajinan Nasional Mufidah Kalla di Museum Tekstil, Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Anies berharap agar kegiatan itu dapat menjadi wadah bagi pengrajin tenun untuk saling berbagi dan bertukar informasi.
"Pameran ikat dunia kami harapkan menjadi platform bagi para penenun ikat, desainer dan mengizinkan publik untuk bertemu, terlibat, dan mengeksplor cerita di balik keindahan kreasi ikat," kata Anies di lokasi.
"Acara ini bisa menjadi sarana bagi kita untuk berbagi, menginformasikan, dan bertukar berbagai jenis tradisi ikat. Dan sangat berharap ini juga akan mempromosikan pengembangan ikat," imbuh Anies .
Anies mengapresiasi setiap kegiatan strategis yang dapat diselenggarakan ibu kota. Mantan Mendikbud itu berharap agar kain tenun dapat semakin berkembang di masa mendatang.
"Di Jakarta, kami sangat mengapresiasi fakta bahwa kota ini telah menjadi pertukaran ide, budaya dan kami sangat berharap ini menjadi langkah besar dalam proses pengembangan budaya khususnya di bidang tekstil dan ikat," tutur Anies .
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Mufidah mengatakan Indonesia menjadi tuan rumah keempat setelah London, India,dan Thailand dalam penyelenggaraan pameran kain tenun. Ia menyebut kain tenun Indonesia tersebar di berbagai wilayah nusantara dengan teknik dan corak yang berbeda.
"Tenun dengan teknik ikat sudah banyak ada di Indonesia dan tersebar hampir di setiap daerah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, NTB, dan NTT. Setiap tenun dari masing-masing daerah mempunyai teknik dan corak ragam berbeda," ucap dia.
Karena itu, ia menyambut baik kegiatan pameran sebagai ajang bertukar pikiran dan pengembangan kain tenun. Apalagi, setiap negara memiliki keunikan masing-masing.
"Kami percaya semua negara mempunyai keunikan yang berbeda satu sama lain dengan teknik pembuatan dan teknik perwarnaan yang berbeda. Kita semua dapat saling belajar dan saling berbagi untuk pengembangan teknik tenun ikat. Baik perwarnaan alam atau pengembangan corak ragam dan desain," kata Mufidah.
ADVERTISEMENT