Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kepolisian Belanda belum bisa mengungkap pasti motif penembakan di Utrecht pada Senin (18/3) lalu. Namun, kuat dugaan insiden dipicu masalah keluarga.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya aksi yang menewaskan tiga orang ini disebut kepolisian dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sebagai tindakan terorisme. Dugaan itu ditanggapi oleh otoritas Turki yang merupakan negara asal pelaku, Gokmen Taknis.
Kejaksaan dan kantor berita Turki Anodolu mengatakan dari investigasi beberapa kerabat dan saudara Taknis, kemungkinan besar penembakan dipicu persoalan keluarga.
Hal itu disampaikan lantaran tembakan pertama Tanis diarahkan ke seorang kerabatnya yang ada di dalam trem di Utrecht. Akan tetapi, karena banyak orang yang mencoba menolong korban, Tanis mengarahkan tembakan ke sekitarnya.
Terkait dugaan penembakan bukan aksi terorisme, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan belum bisa memastikannya.
"Intel melaporkan mereka masih menginvestigasi apakah ini terorisme atau motif personal," tutur Erdogan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/3).
ADVERTISEMENT
Penembakan yang dilakukan Tanis membuat seantero Belanda mencekam. Pemerintah Utrecht bahkan menaikkan level keamanan ke tingkat paling tinggi.
Sekolah-sekolah diminta ditutup sementara. Tempat vital lainnya seperti masjid dan bandara diperketat pengamanannya.
Kekhawatiran itu timbul bukan tanpa alasan. Sebab, insiden penembakan terjadi tiga hari setelah teror di Christchurch Selandia Baru yang menewaskan 50 orang.
Kini pelaku sudah ditangkap dan akan diproses hukum di Belanda.