Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Diduga Dianiaya Caleg DPRD Terpilih, Sopir Travel di Taput Juga Jadi Tersangka
7 Agustus 2024 18:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ismail Tanjung (26 tahun), sopir travel di Tapanuli Utara (Taput), Sumut, yang diduga dianiaya oleh caleg DPRD terpilih dari PKB, Sahala Lumbantoruan, ternyata juga menjadi tersangka kasus dugaan penganiayaan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Ismail lebih dulu menjadi tersangka dibanding Sahala.
Kasi Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing, bilang hal ini terjadi karena adanya saling lapor.
Keduanya sebelumnya terlibat cekcok lantaran masalah nomor kursi di mobil travel pada Sabtu (20/7) lalu di depan rumah Sahala di Kecamatan Siborong-borong. Lalu terjadi perkelahian.
“Iya tersangka (Sahala) juga, lebih dulu (lapor), di Polsek Siborong-borong,” kata Baringbing saat dikonfirmasi pada Rabu (7/8).
“Dia memukul sekali kalau dari hasil pemeriksaan, dia mengakui juga. Selain itu, ada bukti visum dari Sahala,” sambungnya.
Kata Baringbing, saat kejadian cekcok, Ismail lebih dulu memukul Sahala. Lalu, pukulan itu dibalas Sahala secara bersama-sama dengan ayah hingga tetangganya.
Usai kejadian, Sahala langsung melaporkan Ismail ke Polsek Siborong-borong. Dikarenakan ada sejumlah saksi dan bukti visum, Ismail pun langsung diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
Sementara, saat itu, Ismail tak punya bukti adanya penganiayaan secara bersama-sama. Namun, belakangan, pada tanggal 30 Juli, ternyata ada sebuah bukti video yang menampilkan soal penganiayaan itu.
Lalu, keluarga Ismail pun membuat laporan ke Polres Taput. Sahala bersama ayahnya, Tigol Lumbantoruan, dan 4 lainnya pun ditetapkan sebagai tersangka.
Masalah nomor kursi
Baringbing bilang, aksi penganiayaan ini dipicu masalah nomor kursi mobil travel.
Kata dia, kasus bermula saat Sahala memesan travel yang disopiri Ismail melalui aplikasi. Ia memesan kursi nomor tiga. Namun, kursi tersebut justru sudah ditempati orang lain.
“Ditanya sama si sopir, lalu terjadi perdebatan lalu memanas. Lalu tersangka S ini tidak mau naik ke mobil tersebut, dan minta tasnya diturunkan,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Nah korban ini melempar tas pelaku, lalu cekcok lagi. Korban emosi kemudian memukul pelaku. Lalu pelaku ini membalas dan tetangganya berdatangan dan mengeroyok korban,” sambungnya.