Digaji Rp 7,5 Juta, Begini Cara Melamar di Tim Monitoring Konten Kominfo

21 September 2023 17:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengguna input kode perintah lewat Command atau CMD di laptop. Foto: Sora Shimazaki via Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengguna input kode perintah lewat Command atau CMD di laptop. Foto: Sora Shimazaki via Pexels
ADVERTISEMENT
Kominfo saat ini punya tim monitoring konten. Tim tersebut terdiri dari 250 orang yang bertugas memantau konten hoaks, judi, hingga pornografi. Mereka digaji sebesar Rp 7,5 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Nah, jika kamu berminat bekerja di tim tersebut, Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Teguh Riyadi punya bocorannya. Hal yang harus diperhatikan, kata dia, adalah kandidat harus familiar dengan semua media sosial.
"Jadi metode rekrutmennya ada yang seleksi terbuka, ada yang seleksi terbatas. Kalau yang terbuka biasanya di akhir tahun. Kalau terbatas ya sesuai kebutuhan, kalau ada kebutuhan kebutuhan tertentu ya kita seleksinya terbatas," kata Teguh saat dihubungi kumparan, Kamis (21/9).
Pembicara Teguh Arifiyadi pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (20/9/2013). Foto: Melly Meiliani/kumparan
Teguh menyebut tim monitoring konten didominasi oleh mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Selain itu, Kominfo juga lebih memprioritaskan mereka yang fresh graduated. Pihaknya pun aktif menjaring talent-talent terbaik dari seluruh Indonesia.
"Jadi misalnya ada orang-orang ya memang kita anggap punya kompetensi spesifik untuk sosial media monitoring, atau soal konten internet, itu kita akan rekrutmen terbatas. Kita datangi kampus, kita datangi pesantren, atau tempat-tempat yang memang bisa menemukan satu talent yang tepatlah. Kalau yang terbuka, kita umumkan di website," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Teguh, lowongan kerja ini terbuka bagi siapa pun yang lulusan S1. Kominfo, kata dia, juga tak melihat jurusan maupun asal kampus.
"Jurusan bebas. Tapi dia familiar dengan social media, kampus juga bebas. Dari mana pun nggak ada masalah. Jadi kampusnya apa pun ya. Mau universitas, institut, apa pun boleh. Yang pasti familiar dengan media sosial punya kemampuan analisa yang bagus. Yang utama dua itu sebetulnya," jelas Teguh.
Yang perlu menjadi catatan lagi, lanjutnya, adalah waktu lowongan kerja tersebut dibuka. Menurutnya, pihak Kominfo biasanya akan membuka pengumuman lowongan selama dua hari.
Selain itu, persiapan syarat-syarat seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), ijazah yang sudah dilegalisir jadi standar persyaratan yang harus diajukan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk proses penyeleksiannya, Teguh membocorkan beberapa tahap yang harus dilewati calon. Mulai dari tes tulis hingga background checking di media sosial.
Cyber Drone 9 Kominfo. Foto: Dok. Istimewa
"Ada berbagai macam tes ya. Ketika nanti ikut seleksi. Dari tes tulisnya ada. Bahkan typing speed, kecepatan ngetik juga ikut dites. Kemudian tes analisa juga ada. Dan yang pasti juga ada profiling tes. Jadi kita akan background checking media sosial dari siapa yang melamar di tempat kita," kata Teguh.
Nantinya, pelamar yang lolos akan bekerja di di Ruang Cyber Drone 9 Lantai 8 Gedung Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Menurut Teguh, karyawan akan bekerja dengan model tiga sif sehari.
"WFH enggak bisa, kita punya ruangan khusus. Dengan model shifting ya, tiga shift sehari. Tapi masing-masing orang maksimal 40 jam seminggu. Bisa jadi satu minggu, ataupun tanggal merah atau hari libur bisa juga kena shift," pungkasnya.
ADVERTISEMENT