Dihantam Panas Ekstrem, Pendeta Filipina Minta Warga Berdoa Memohon Hujan

6 Mei 2024 14:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gereja. Foto: Raiyani Muharramah/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gereja. Foto: Raiyani Muharramah/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pendeta di Filipina meminta umat Katolik untuk berdoa secara khusus, memohon hujan dan suhu yang lebih rendah. Hal itu akibat gelombang panas ekstrem yang tengah melanda negaranya.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya suhu telah memaksa pemerintah untuk menutup puluhan ribu sekolah selama seminggu terakhir.
Sementara itu, permintaan listrik yang tinggi telah menekan pasokan listrik yang sudah terbatas di negara tersebut.
Kondisi kekeringan El Nino yang meluas sejak awal 2024 semakin memperburuk situasi. Menurut Kementerian Pertanian Filipina, cuaca ekstrem merusak hasil pertanian senilai 5,9 miliar peso (Rp 1,6 triliun).
Para pendeta telah mengeluarkan "Oratio Imperata", menginstruksikan paroki-paroki di sana untuk mendoakan pembebasan dari bencana selama misa.
Doa ini bertujuan untuk memohon pertolongan dari panas ekstrem yang mengganggu aktivitas masyarakat dan mengancam kehidupan mereka.
Anak-anak menggunakan mobile shower yang disediakan pemerintah setempat, di tengah panas ekstrem di Valenzuela, Metro Manila, Filipina. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
"Sungguh, kami dengan rendah hati meminta pertolongan-Mu dari panas ekstrem yang menimpa masyarakat kami saat ini, yang mengganggu aktivitas kami dan mengancam kehidupan kami,” ucap para pendeta.
ADVERTISEMENT
Doa itu juga memohon agar dikirimkan hujan untuk mengisi kembali sumber air yang semakin menipis, menyirami ladang-ladang, mencegah kekurangan air dan listrik, serta menyediakan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Tercatat rekor suhu tertinggi sebesar 38,8 derajat celsius di ibu kota Manila pada 27 April. Sedikitnya 47.000 sekolah diliburkan selama dua hari.
Hingga Jumat (3/5), hampir 8.000 sekolah masih ditutup. Suhu tertinggi di negara itu sudah mencapai 38,2 derajat celsius di selatan ibu kota, pulau Mindoro.