Diinisiasi Polandia, 34 Negara UNIFIL Kecam Semua Serangan ke Penjaga Perdamaian

13 Oktober 2024 5:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix dan Kepala Misi dan Komandan Pasukan UNIFIL, Letnan Jenderal Aroldo Lazaro berfoto bersama Tim Kepemimpinan Misi di markas besar UNIFIL, Naqoura, Lebanon selatan, 11 Januari. Foto: Pasqual Gorriz/PBB
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix dan Kepala Misi dan Komandan Pasukan UNIFIL, Letnan Jenderal Aroldo Lazaro berfoto bersama Tim Kepemimpinan Misi di markas besar UNIFIL, Naqoura, Lebanon selatan, 11 Januari. Foto: Pasqual Gorriz/PBB
ADVERTISEMENT
Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) menerima sejumlah serangan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, beberapa personel mereka mengalami luka-luka, akibat serangan Israel yang berusaha menyerang Hizbullah di bagian selatan Lebanon.
ADVERTISEMENT
Diinisiasi Polandia, mereka mengecam segala bentuk serangan yang terjadi.
"Aksi-aksi tersebut harus dihentikan, dan harus diinvestigasi secara mendalam," berikut bunyi statement gabungan UNIFIL, yang diinisiasi Polandia lewat akun X mereka @PLinUN, dilihat Minggu (13/10).
Statement itu ditandatangani oleh 34 negara anggota UNIFIL, termasuk Indonesia, Italia dan India yang jadi kontributor terbesar UNIFIL.
Beberapa penanda tangan termasuk Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis, dan China.
Setidaknya, sudah ada 5 personel penjaga perdamaian yang luka-luka atas aksi militer Israel yang menyasar Hizbullah di selatan Lebanon. Dari 5 personel, 2 adalah prajurit TNI dan 2 lainnya anggota UNIFIL dari Sri Lanka.

Israel Pelakunya

Dikutip dari AFP, pada beberapa serangan terakhir, UNIFIL menuduh militer Israel secara sengaja menembak posisi mereka.
ADVERTISEMENT
Seperti serangan pada sebuah pos observasi yang melukai 2 anggota TNI. Serangan itu dilepaskan oleh Tank Israel, di Naqoura. Israel mengakui mereka pelakunya dengan dalih bahwa Hizbullah berada di pos dekat UNIFIL.
"Kami mendesak para pihak yang terlibat konflik, untuk menghormati posisi UNIFIL, termasuk kewajiban untuk menjamin keselamatan dan keamanan personel," kata statement itu.
Hingga saat ini, UNIFIL sendiri beranggotakan 9.500 pasukan dari 50 negara. Mereka bertugas untuk mengawasi gencatan senjata usai perang 33 hari yang terjadi pada 2006, antara Israel dan Hizbullah.
Sejumlah prajurit Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) mengikuti upacara penyambutan kedatangan di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (14/3/2024). Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto
Indonesia menjadi penyumbang pasukan terbesar, lebih dari 1.200 personel.
UNIFIL juga bertindak atas resolusi PBB 1701, pada 2006. Resolusi itu berbunyi, hanya Angkatan Bersenjata Lebanon dan UNIFIL yang bisa ditempatkan di selatan Lebanon.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan Jumat (10/10), pemimpin Prancis, Italia, dan Spanyol mengatakan, segala bentuk tindakan kepada UNIFIL dan pelanggaran resolusi 1701 mesti dihentikan.