Diisukan Akhiri Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina, Rusia: Kami Hanya Menundanya

1 November 2022 11:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal berbendera Sierra Leone Razoni meninggalkan pelabuhan laut di Odesa setelah memulai kembali ekspor biji-bijian, di tengah serangan Rusia di Ukraina. Foto: Serhii Smolientsev/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kapal berbendera Sierra Leone Razoni meninggalkan pelabuhan laut di Odesa setelah memulai kembali ekspor biji-bijian, di tengah serangan Rusia di Ukraina. Foto: Serhii Smolientsev/REUTERS
ADVERTISEMENT
Rusia menegaskan, negaranya hanya sementara menunda partisipasi dalam kesepakatan ekspor gandum Ukraina melalui Pelabuhan Laut Hitam, bukan sepenuhnya menarik diri dari perjanjian yang dimediasi oleh Turki dan PBB beberapa bulan lalu itu.
ADVERTISEMENT
Hal ini diklarifikasi langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Senin (31/10), beberapa hari usai ia mengumumkan penangguhan partisipasi negaranya dalam kesepakatan tersebut.
Alasannya, kata Putin, lantaran Ukraina melakukan serangan drone besar-besaran terhadap armada militernya di Krimea, wilayah yang dianeksasi Moskow pada 2014 silam.
“Kami tidak mengatakan bahwa kami menghentikan partisipasi kami dalam operasi ini. Tidak, kami mengatakan bahwa kami menangguhkannya,” tegas Putin, seperti dikutip dari Reuters.
Peristiwa itu bermula ketika drone Ukraina melakukan melakukan perjalanan melalui koridor yang sama, dengan yang digunakan kapal pembawa produk pertanian. Namun, kehadiran drone itu menurut Rusia justru mengancam keamanan negaranya.
Kapal berbendera Sierra Leone Razoni meninggalkan pelabuhan laut di Odesa setelah memulai kembali ekspor biji-bijian, di tengah serangan Rusia di Ukraina. Foto: Serhii Smolientsev/REUTERS
“Dan dengan demikian mereka menciptakan ancaman baik bagi kapal-kapal kami, yang harus memastikan keamanan ekspor biji-bijian, dan bagi kapal-kapal sipil yang terlibat dalam hal ini,” kata Putin.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Ukraina belum memberikan tanggapan terkait tudingan tersebut. Di sisi lain, peserta lain dalam kesepakatan itu — Turki dan PBB, terus melanjutkan operasi ekspor seperti biasa, meski Moskow menilai langkah ini berisiko.
“Ukraina harus menjamin bahwa tidak akan ada ancaman terhadap kapal-kapal sipil atau kapal-kapal pasokan Rusia,” tegas Putin.
Ia sekaligus mencatat, bahwa di bawah ketentuan kesepakatan maka pihaknya mengaku bertanggung jawab untuk turut memastikan keamanan.
Kapal kargo berbendera Sierra Leone Razoni, membawa gandum Ukraina, terlihat di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, Selasa (2/8/2022). Foto: Umit Bektas/REUTERS
Otoritas Ukraina dan PBB pada Senin pekan ini melaporkan, sebanyak 12 kapal yang mengangkut produk pertanian dari pelabuhan Ukraina, meski diwanti-wanti Moskow. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, negaranya akan terus melaksanakan program tersebut dan mencegah terjadi kembalinya krisis pangan global.
“Kami memahami apa yang kami tawarkan kepada dunia. Kami menawarkan stabilitas di pasar produksi pangan,” kata Zelensky dalam sebuah konferensi pers. Sebelumnya, ia sempat menuding bahwa Moskow telah dengan sengaja bertujuan untuk menempatkan dunia dalam kelaparan.
ADVERTISEMENT
Klaim tersebut dibantah oleh Kremlin. Sementara itu, sejak berita soal penarikan diri Moskow dalam kesepakatan itu merebak, harga gandum global langsung melonjak lebih dari 5 persen pada Senin pagi ini.
Namun, krisis pangan dunia babak baru berhasil dihindari untuk saat ini, sebab akses ekspor produk pertanian dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina masih berlanjut.