Dilarang Terima Murid Baru, Guru SD Kasih Ananda Jaktim Temui Djarot

25 Juli 2017 14:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru SD Kasih Ananda II temui Djarot di Balai Kota (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Guru SD Kasih Ananda II temui Djarot di Balai Kota (Foto: Diah Harni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lima orang guru SD Kasih Ananda II Jakarta Timur hari ini menyambangi Balai Kota. Kedatangan mereka adalah untuk menyampaikan keluhan ke Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat, terkait larangan menerima murid baru di sekolah tersebut oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Aktivitas belajar mengajar masih tetap berjalan. Cuma kami dilarang menerima murid baru, kelas 1 nya untuk tahun ini tidak ada," ujar Fajar Rizki Setiadi, Guru Penjaskes dari SD Kasih Ananda II di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).
Dia menjelaskan, alasan dibekukannya SD Kasih Ananda II karena sekolah tersebut dibangun di atas tanah yang tidak diperuntukkan untuk bangunan pendidikan. Pada awal tahun 2016, Kepala Dinas saat itu berjanji akan membuatkan Ruang Kelas Baru (RKB) di dekat SD negeri terdekat, namun janji itu tak kunjung terealisasi.
"Tapi kemarin bapak Kasudin yang baru dilantik dua bulan, datang ke sekolah kami menjelaskan bahwa semua sosialisasi yang dijanjikan tahun lalu batal, dibatalkan secara sepihak," jelas Fajar.
ADVERTISEMENT
Guru SD Kasih Ananda II temui Djarot di Balai Kota (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Guru SD Kasih Ananda II temui Djarot di Balai Kota (Foto: Diah Harni/kumparan)
Fajar menjelaskan, nantinya siswa yang sudah belajar di sana akan dipindahkan ke sekolah negeri lain. Sementara guru-guru yang mengajar belum mendapat kepastian akan dipindahtugaskan ke mana, karena sekolah tersebut akan dibubarkan.
Oleh karena itu, siang ini Fajar beserta empat orang rekannya datang ke Balai Kota untuk mengadukan masalah tersebut ke Djarot. Djarot yang langsung menemui mereka mengatakan akan menghubungi Dinas Pendidikan untuk mendengar pejelasan terkait kasus tersebut.
"Nanti saya tanya ke Kadisnya. Yang penting anak-anaknya jangan jadi korban, yang kita pertahanin anak-anaknya," tutur Djarot, singkat.