Dilema Anak, Keluarga, dan Tugas Menjadi Paspampres Wanita

28 April 2018 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paspampres wanita. (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Paspampres wanita. (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tak semua orang, bahkan prajurit TNI, mendapatkan kesempatan menjadi anggota Paspampres. Rasa bangga akan tugas menjaga keamanan presiden yang merupakan simbol negara itulah yang melekat di hati Sertu Devi Risky Rusdiani.
ADVERTISEMENT
Kesibukan untuk selalu memastikan keselamatan presiden dan keluarganya menjadi prioritas Devi dan rekan-rekannya.
Namun, seperti orang lain, Devi juga memiliki kehidupan pribadi. Ia telah menikah dan memiliki seorang anak. Meski dengan rutinitas dan kesibukan tinggi, Devi mengaku tak mempunyai kendala dalam membina keluarga.
Devi menjadi prajurit TNI AD sekitar tahun 2012. Di tahun keduanya, wanita terpilih menjadi salah satu personel Paspampres. Pada tahun 20 13 itu juga ia memutuskan menerima pinangan dari suaminya yang juga bertugas sebagai Paspampres.
Kesamaan dalam hal pekerjaan itu menjadikan Devi dan suaminya saling mengerti. Sehingga, ia mengaku tak terlalu berat untuk membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.
"Sesuai porsinya masing-masing, untuk keuarga sudah ada prosesnya masing-masing. Dinas ya tetap dinas, selesai dinas jadi sama keluarga," kata dia.
ADVERTISEMENT
Devi tak berbeda dengan ibu lainnya. Ketika tak bertugas, ia memaksimalkan waktu yang ada untuk bermain dengan anaknya. Lari-larian dan bercanda gurau dengan anak dilakukan juga oleh Devi.
Sertu Devi Sedang Video Call Anaknya (Foto: Retno Wulandhari Handini)
zoom-in-whitePerbesar
Sertu Devi Sedang Video Call Anaknya (Foto: Retno Wulandhari Handini)
Sebagai seorang ibu, rasa rindu terhadap anak tak terelakkan saat harus bertugas keluar kota selama berhari-hari. Namun rasa itu tak mengurangi semangat Devi menjalankan tugasnya. Ia mengaku memiliki cara untuk mengobati rasa rindu terhadap sang anak.
"Kita profesional ya ketika dinas, kita maksimalkan. Nanti kalau ada waktu lepas kita bisa telfon anak, bisa video call anak," ujarnya.
Devi, Paspampres Wanita (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Devi, Paspampres Wanita (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Tangis anak karena tak bisa setiap saat bersama ibunya tak jarang didengar Devi. Namun, kata dia, mau tak mau harus sejenak meninggalkan anaknya untuk melaksanakan tugas negara.
ADVERTISEMENT
"Tapi harus kita bujuk, dikasih pemahaman, diiming-imingin, bunda kerja dulu ya nak, nanti kita main kembali, seperti itu saja," ujar Devi.
Sertu Devi bersama anaknya (Foto: Retno Whulandhari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sertu Devi bersama anaknya (Foto: Retno Whulandhari/kumparan)
Meski dengan dilema itu, ia mengatakan tak pernah terpikirkan untuk meninggalkan Paspampres. Sebab, kesempatan untuk menjadi anggota Paspampres tak bisa didapatkan semua wanita.
"Jadi buat saya itu suatu kebanggan, jadi kayanya untuk berpikir berhenti jauh-jauhlah," pungkasnya.