news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Dilema Pedagang Hewan Peliharaan di Taman Lawang

11 Januari 2017 6:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Dua ekor anjing Chihuahua (Foto: Wahyuni Sahara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dua ekor anjing Chihuahua (Foto: Wahyuni Sahara/kumparan)
Kawasan Taman Lawang, Jakarta Pusat dikenal sebagai tempat mangkal Pekerja Seks Transgender pada malam hari. Tapi di siang harinya, kawasan ini dikenal sebagai sentra penjualan hewan peliharaan kaki lima di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Jumlah mereka tak sebanyak pedagang hewan peliharaan di Barito, Jakarta Selatan dan sepanjang Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Paling hanya 3-4 lapak saja di sini. kumparan menyambangi salah satu pentolan pedagang setempat, Bari (47) yang membuka lapak di bawah pepohonan rindang.
Bari mengaku sudah berjualan hewan peliharaan sejak masih sekolah, sekitar tahun 1982. Dia warga asli Menteng yang tinggal di Jalan Halimun bersama istri dan ketiga anaknya. Anak tertuanya telah berkeluarga dan memiliki 1 anak. Sementara anak keduanya baru kelas 3 SMA, dan si bungsu baru berusia 2,5 tahun.
Penghasilan Bari berdagang hewan peliharaan tidak menentu. Kadang banyak, namun tak jarang sepi hingga berhari-hari.
"Ya kita kan jualan ginian, kagak buka warteg, jadi penghasilan per hari tuh enggak tentu. Kadang ada yang beli, kadang kagak," kata Bari sambil menyeduh es sirsak di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/1).
ADVERTISEMENT
Tarif hewan peliharaan jualan Bari bervariasi, tergantung jenis dan usia. "Biasanya kalau jenis anjing yang kecil harganya sekitar Rp 1-1,5 juta. Kalau yang ras gede dari Rp 2-2,5 jutaan," kata Bari.
Hewan dagangan termahal yang dijual Bari adalah kucing jenis Sphinx, yang harganya mencapai Rp 10 juta.
Dagangan Bari juga tidak sembarangan. Hewan-hewan yang dijual oleh Bari didapat dari pemilik-pemilik yang telah bosan untuk memelihara hewan dan pemilik yang pindah ke luar negeri.
"Kalau itu hewan ada tatonya, pasti saya tanya surat-suratnya mana. Biar pasti juga ini hewan bukan hewan curian," ujar Bari.
Bari memastikan, semua hewan dagangannya tidak ada yang diberi obat bius. Dia memperlakukan hewan dengan penuh kasih sa. "Ngapain dibius? Emangnya kita jualan hewan liar? Kan kagak, bohong itu mah," tutur Bari.
ADVERTISEMENT
35 tahun berjualan hewan peliharaan tentu bukan waktu yang sebentar bagi Bari. Bari sudah kenyang makan asam-garam berjualan di jalanan.
"Sering banget tuh kita kena razia Satpol PP. Gimana enggak jualan di jalanan kita, dari dulu dijanjiin doang sama pemerintah buat lokasi jualan, tapi ujung-ujungnya duit juga, enggak ada yang gratis dah di Jakarta mah," ujar Bari.
Tidak hanya itu, pembeli hewan dagangannya pun datang dari berbagai kalangan. "Mulai dari menteri sampe artis kaya Epy Kusnandar dan Inul Daratista juga beli hewan di tempat saya," kata Bari menutup pembicaraannya.