Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Dilema PKB dan PPP di Putaran Kedua Pilgub Jakarta
16 Februari 2017 17:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan dua sekutunya di koalisi pendukung Agus-Sylvi, PKB dan PPP masih galau menentukan siapa yang akan didukung pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Dua sejawat PKB dan PPP, Partai Demokrat dan PAN sudah menyatakan tidak akan mendukung Ahok-Djarot di putaran kedua.
ADVERTISEMENT
Apa yang membuat PKB dan PPP, dua partai yang juga pendukung pemerintah Jokowi-JK ini galau?
Ketua DPP PPP Syaifullah Tamliha menyebut saat ini partainya tengah menghadapi pilihan dilematis. Di satu sisi, PPP sebagai partai pendukung pemerintah tentunya mempertimbangkan koalisi dengan PDIP, Nasdem, Hanura, dan Golkar yang menyokong Ahok-Djarot.
Tapi, di sisi lain, PPP juga menghadapi pilihan sulit. Jika mengikuti sikap sekutu lainnya di pemerintahan, PPP terancam kehilangan dukungan dari kader dan simpatisan.
"Kita ada pilihan yang bersifat strategis dengan ikut mendukung Ahok-Djarot. Ini dengan pertimbangan kita adalah partai pendukung pemerintah. Sementara ada juga pertimbangan ideologis. Kalau ini, pasti kita dukung Anies-Sandi. Kita tengah menimbang mengambil koalisi yang strategis atau ideologis," kata Syaifullah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (16/2).
ADVERTISEMENT
PPP, kata Syaifullah, harus hati-hati dalam bersikap. Bagaimana pun, kata dia, PPP sudah kalah di putaran pertama dengan mencalonkan Agus-Sylvi. "Bagaimana pun pertimbangan PPP yang akan datang kita berharap PPP bisa ikut menang dalam pilkada DKI," katanya.
Syaifullah mengatakan sebagai partai pendukung pemerintah tentunya PPP tidak akan menyulitkan Presiden Jokowi pada Pilgub DKI putaran kedua. Ia pun mengatakan sudah membuka komunikasi dengan PDIP.
"Tapi yang kita harapkan koalisi yang dibangun oleh pemerintah Jokowi, ada PPP di dalamnya. Kita berharap paling tidak PPP tidak mengganggu pikiran Presiden Jokowi dalam menentukan Gubernur Jakarta pada putaran kedua," tuturnya.
Sama dengan PPP, PKB mengaku masih bingung dalam menentukan pilihan di putaran kedua. Politikus PKB Lukman Edy menyebut partainya masih terus melakukan istikharah agar mendapat ilham di putaran kedua.
ADVERTISEMENT
"PKB belum memutuskan. PKB pasti pendekatannya istikharah, apalagi kalau tinggal dua calon. Wajib kita istikharah," ujar Lukman di Gedung DPR, Senayan, Kamis (16/2).
PKB mengaku akan menimbang sejumlah faktor sebelum mengambil keputusan. Salah satunya, pertimbangan bahwa Ahok-Djarot didukung PDIP di Pilgub DKI Jakarta. "Pertimbangan bersama dengan PDIP bagian daeri pemeirntah itu kami pertimbangan," katanya.
Selain itu, PKB juga akan mempertimbangkan faktor kekompakan dengan pengusung Agus-Sylvi yang dulu yaitu PPP, Demokrat,dan PAN. "Kalau PKB ada dua pilihan, ragu minta petunjuk dari yang Maha kuasa. Istikharah celar, Ketua Umum PKB yang akan menentukan. Ini kiainya," tuturnya.
Lukman mengatakan permintaan dukungan dari tim Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi sudah banyak. Menurut dia, konstituen PKB pun terbelah, ada yang mendukung Ahok atau Anies.
ADVERTISEMENT
"Tapi, posisi PKB ini penting. Ke mana PKB bergerak, di situ ada kemenangan," tuturnya.